Piala Dunia 2018 memunculkan banyak cerita, misalnya soal kebintangan pemain di turnamen ini, mulai dari pemain yang meredup, sampai pemain yang bersinar. Kadang, sosok yang bersinar itu bisa ditebak, misalnya Cristiano Ronaldo, yang sukses mencatat 4 gol bersama timnas Portugal.
Performa ganas CR7 di Real Madrid, memang selalu membuat orang menjagokannya akan bersinar juga bersama timnas Portugal, saat turnamen mayor seperti Piala Dunia 2018 dihelat. Jadi, bersinarnya Ronaldo di Rusia, sebenarnya tidaklah mengejutkan. Karena, ia adalah salah satu pemain terbaik dunia saat ini, dan memang punya kemampuan untuk bersinar di turnamen besar.
Tapi, selain memunculkan sosok yang "mudah ditebak", Piala Dunia sering juga memunculkan sosok pemain tak terduga, yang juga mampu bersinar terang. Di Piala Dunia kali ini, salah satu sosok bintang kejutan itu adalah Diego Costa, penyerang timnas Spanyol kelahiran Brasil.
Memang, jika bicara soal performa Costa di timnas, tentu tak akan sama dengan performanya di klub. Di level klub, Costa mampu bersinar, saat membela Chelsea dan Atletico Madrid. Terkini, ia turut membantu Atleti meraih gelar Liga Europa musim 2017/2018. Duetnya bersama Antoine Griezmann, membuat lini depan Atleti tampak menyeramkan.
Tapi, di level timnas, peruntungan Costa tak sebaik di klub. Sejak berseragam timnas Spanyol, ia kerap keluar-masuk skuad Tim Matador. Debutnya di turnamen mayor pun seperti mimpi buruk.
Momen kelabu ini didapatnya, saat membela Spanyol di Piala Dunia 2014. Kala itu, ia ikut dibawa ke Brasil, meski dalam kondisi baru pulih dari cedera kaki. Alih-alih bersinar, Costa justru melempem, dan timnas Spanyol pun tersisih di fase grup.
Setelahnya, Costa akrab dengan masalah inkonsistensi performa dan masalah indisipliner. Bahkan, ia sempat dibekukan dari skuad Chelsea oleh pelatih Antonio Conte. Alhasil, selama paruh pertama musim lalu, Costa praktis menganggur, dan baru kembali bermain, saat pulang ke Atletico, awal tahun 2018 silam.
Sejak itu, peruntungannya pun membaik, bersama grafik performanya yang juga naik di Atleti. Perubahan positif ini, lalu membawanya ikut terbang ke Rusia bersama timnas Spanyol. Kali ini, ia kembali dipercaya, sebagai ujung tombak Tim Matador.
Meski timnas Spanyol sempat terganggu, dengan pemecatan pelatih Julen Lopetegui jelang berangkat ke Rusia, nyatanya situasi itu tak menghalangi Costa untuk bersinar di Rusia. Di luar dugaan banyak orang, Costa mampu mencetak dua gol, saat Spanyol bermain imbang 3-3 dengan Portugal, dan mencetak gol tunggal, saat Spanyol membekuk Iran 1-0, Kamis, (21/6, dinihari WIB).
Hebatnya, tiga gol itu dicetak, hanya dari tiga tembakan. Kali ini, dengan performanya, Costa membuktikan, ia sudah mulai bisa diandalkan timnas Spanyol. Menariknya, ini seolah menjadi momen "penebusan dosa", atas performa jebloknya di Piala Dunia 2014, sekaligus momen pembuktian kualitas, yang membungkam para peragu, yang selama ini kompak mengkritiknya. Jika performa bagus ini dapat terus dijaga, bukan tak mungkin Spanyol akan melaju jauh di Rusia.
Mampukah Costa menjaga sinarnya?