Dalam hitungan hari, Piala Dunia 2018 akan segera dimulai. Seperti lazimnya Piala Dunia, tim-tim hebat dari seluruh dunia akan berlaga di Rusia. Hanya saja, di Piala Dunia edisi kali ini, menjadi panggung pertunjukan sejumlah timnas dengan generasi pemain spesial. Istimewanya, tim dengan kategori "generasi spesial" di Piala Dunia 2018 dimiliki wakil tiap benua.
Dari benua Asia, ada Australia, Jepang dan Korea Selatan, yang sama-sama punya tim generasi spesial. Jepang sebagian timnya diisi pemain anggota timnas Jepang di Olimpiade 2012, yang kala itu finis di posisi 4 besar, dengan Shinji Kagawa (Dortmund) sebagai motornya. Di Korea Selatan, ada pemain amggota tim peraih medali perunggu Olimpiade 2012, dan finalis Piala Asia 2015 seperti Ki Sung Yueng (Swansea City) atau Son Heung Min (Tottenham). Sementara itu, kerangka pemain timnas Australia sebagian terdiri dari anggota tim juara Piala Asia 2015, seperti Mile Jedinak (Aston Villa) dan Matthew Ryan (Huddersfield Town).
Dari benua Afrika, ada Mesir dan Nigeria, yang sama-sama punya tim generasi spesial. Mesir, yang dimotori Mohamed Salah (Liverpool), mayoritas diisi anggota skuad Tim Firaun yang menjadi finalis Piala Afrika 2017. Sementara itu, Nigeria bermaterikan pemain anggota tim peraih medali perak Olimpiade 2008, juara Piala Afrika 2013, dan peraih medali perunggu Olimpiade 2016. Mereka antara lain John Obi Mikel (Tianjin Teda), Victor Moses (Chelsea), dan Alex Iwobi (Arsenal).
Dari Amerika Utara dan Tengah, timnas Meksiko dan Kosta Rika menjadi representasinya. Meksiko diisi anggota tim juara Olimpiade 2012 dan juara Piala Emas 2015, antara lain Diego Reyes (FC Porto), Giovani Dos Santos (LA Galaxy), dan Javier "Chicharito" Hernandez (West Ham). Sementara itu, Kosta Rika masih mengandalkan personel tim perempatfinalis Piala Dunia 2014, seperti Keylor Navas (Real Madrid) dan Joel Campbell (Real Betis).
Dari Amerika Selatan, ada Kolombia dan trio raksasa klasik (Brasil, Argentina, dan Uruguay), yang sama-sama punya tim generasi spesial. Kolombia, yang kali ini diperkuat Radamel Falcao, masih mengandalkan sosok James Rodriguez (Bayern Munich), Juan Cuadrado (Juventus) plus pelatih Jose Pekerman, yang sukses menembus perempatfinal Piala Dunia 2014, meski kala itu tak diperkuat Falcao yang sedang cedera lutut.
Sementara itu, Argentina dan Uruguay sama-sama mengandalkan pemain generasi spesial mereka sebagai pilar tim. Uruguay, yang masih dilatih Oscar Tabarez, masih mengandalkan sisa-sisa personel tim semifinalis Piala Dunia 2010 dan juara Copa America 2011 macam Luis Suarez (Barcelona), dan Edinson Cavani (PSG).
Beralih ke Argentina, di Piala Dunia kali ini, Tim Tango masih bertumpu pada personel tim juara Olimpiade 2008, macam Lionel Messi, Sergio Aguero, dan Angel Di Maria. Di Piala Dunia 2014, generasi ini berhasil menjadi finalis. Tapi, mengingat usia mereka yang rata-rata sudah berkepala tiga, Piala Dunia kali ini bisa jadi adalah kesempatan terakhir mereka meraih trofi Piala Dunia.
Diantara keempat tim Amerika Selatan ini, Brasil mempunyai materi tim yang tergolong lebih muda. Karena, Tim Samba diisi beberapa pemain anggota tim juara Olimpiade 2016, seperti Neymar dan Gabriel Jesus, yang dikombinasikan dengan pemain senior macam Thiago Silva dan Willian Borges, sebuah perpaduan yang cukup menjanjikan.
Dari benua Eropa, ada Portugal, Spanyol, Prancis, dan Jerman, yang sama-sama punya tim generasi spesial. Portugal masih mengandalkan sejumlah personel tim juara Euro 2016, dengan Cristiano Ronaldo sebagai bintang utama. Prancis mengandalkan alumnus tim juara Piala Dunia U-20 edisi 2013 macam Paul Pogba, dan Antoine Griezmann, yang bersinar di Euro 2016.
Di timnas Spanyol, sisa-sisa anggota tim juara Piala Dunia 2010 macam Andres Iniesta dan David Silva, akan bahu-membahu dengan anggota tim juara Piala Eropa U-21 edisi 2011, macam David De Gea dan Thiago Alcantara. Tak ketinggalan, juara bertahan Jerman juga membawa tim generasi spesial, yang terdiri dari anggota tim pemenang Piala Dunia 2014 macam Manuel Neuer, dan anggota tim juara Piala Konfederasi 2017 macam Timo Werner. Tentunya, perpaduan lintas generasi ini cukup menarik untuk disimak.
Banyaknya timnas generasi spesial, yang akan berlaga di Rusia, bisa dipastikan akan membuat Piala Dunia kali ini sayang untuk dilewatkan begitu saja. Timnas generasi spesial manakah yang akan bersinar atau justru meredup di Rusia?