Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Saatnya Buka Puasa, Liverpool!

Diperbarui: 25 Mei 2018   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sportskeeda.com

Pada Minggu, (27/5, dinihari WIB), akan dihelat final Liga Champions, antara Real Madrid Vs Liverpool di Stadion NSK Olimpiskiy, Kiev, Ukraina. Seperti layaknya laga final, kedua kubu, mulai dari para legenda klub, pelatih, pemain, dan suporter kompak mendukung tim pujaan masing-masing. Tak ketinggalan, para pengamat saling mengumbar prediksi. Pendek kata, pertandingan final ini sudah berlangsung, jauh sebelum laga sesungguhnya dimulai.

Sebagai seorang Kopites, tentu saja, final ini tak akan saya lewatkan begitu saja. Karena, Liverpool terakhir kali tampil di babak ini pada tahun 2007, alias 11 tahun silam, saat Liverpool masih punya trio lini tengah Gerrard-Alonso-Mascherano, dan duet lini depan Peter Crouch-Dirk Kuyt . Di sini, saya justru menyadari, bahwa saya mulai menua. Tapi, di tulisan ini, kita tak sedang membahas soal usia saya.

Di final Liga Champions kali ini, Liverpool kembali ditempatkan di posisi "underdog", sementara juara bertahan Real Madrid menjadi unggulan. Tentu saja, posisi ini kurang nyaman buat Liverpool. Tapi, ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri.

Karena, ini menjadi status Liverpool, sejak mulai bertarung di babak play-off (Vs Hoffenheim), fase grup (bersaing dengan Sevilla dan Spartak Moskwa), fase gugur, sampai akhirnya lolos ke final. Jadi, Liverpool sudah terbiasa dengan status "underdog". Mungkin ini bukan situasi ideal. Justru disinilah, Si Merah membutuhkan dukungan penuh Kopites, termasuk saya sendiri.

Menjelang laga final kali ini, saya lebih memilih untuk hanya mengamati sekadarnya, semua analisis yang muncul. Karena, kesimpulannya rata-rata sama, Liverpool menjadi tim nonunggulan. Jadi, saya memilih untuk menunggu laga final itu benar-benar dimulai.

Meski tak diunggulkan, saya punya sedikit keyakinan, Liverpool akan "buka puasa gelar" (Liverpool terakhir kali meraih trofi juara tahun 2012) di Kiev. Karena, dengan posisi nonunggulan, Liverpool bisa tampil tanpa beban. Indikasi ini terlihat, dari program pemusatan latihan, yang pekan lalu diadakan pelatih Juergen Klopp di Marbella (Spanyol). Program 'isi ulang baterai' ini biasa diadakan Klopp, saat timnya mengalami penurunan performa, atau bersiap menyambut fase krusial, seperti yang dilakukan Klopp (dan Liverpool) musim lalu. Hasilnya tak mengecewakan, Liverpool sukses finis di posisi 4 besar liga Inggris.

Dengan persiapan seperti itu, bisa dipastikan, Liverpool akan bermain sebagai sebuah tim di Kiev. Oke, banyak orang mengatakan, ini adalah duel Cristiano Ronaldo melawan Mohamed Salah. Tapi, sudut pandang final Liga Champions kali ini jelas tak sesempit itu. Karena, ini adalah pertarungan antartim.

Di laga ini, Real memang diunggulkan, mereka kuat dan berpengalaman. Tapi, mereka pasti masih bisa dikalahkan. Tentunya, Liverpool akan menghadapi tantangan berat, yang sekaligus menjadi sebuah motivasi tersendiri; membuat sejarah di era kekinian. Motivasi Liverpool dipastikan akan berlipat, karena mereka diharapkan bisa memupus dominasi El Real, dan mencegah kompetisi Liga Champions berubah jadi membosankan. Memang, demi kebaikan kompetisi, harus ada tim lain yang jadi juara. Bagaimanapun, Liga Champions adalah sebuah kompetisi, bukan monopoli.

Selamat berjuang Liverpool, inilah saatnya kau "buka puasa".

#2018GantiJuaraUCL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline