Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Nasib Arsenal Setelah Pengumuman Itu Datang

Diperbarui: 21 April 2018   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sky Sports

Pada Jumat (20/4), Arsene Wenger (69), menyatakan akan mundur dari kursi pelatih Arsenal di akhir musim ini, setelah 22 tahun melatih Arsenal. Tentu saja, kabar ini disambut sukacita Gooners, yang sudah lama menghendaki Wenger turun tahta. Bahkan, Gooners sampai berdemo lewat tagar #WengerOut yang viral di dunia maya. Maklum, sejak terakhir kali juara liga tahun 2004, kejeniusan Wenger seolah luntur.

Meski akhirnya mampu meraih 3 trofi Piala FA dalam 4 musim terakhir, grafik prestasi Arsenal cenderung stagnan. Malah, grafik itu cenderung menurun dalam dua musim terakhir. Di sini, manajemen Arsenal melihat, sistem yang dijalankan Wenger selama ini sudah usang. Jadi, perlu ada perubahan dengan menghadirkan sosok pelatih baru.

Rencana kepergian Wenger, lalu memantik spekulasi, terkait siapa figur penggantinya. Sosok-sosok kandidat pelatih pun bermunculan, mulai dari nama-nama tenar macam Carlo Ancelotti, Luis Enrique, dan Thomas Tuchel (ketiganya tanpa klub), sampai nama-nama "hijau" macam Patrick Vieira (New York City FC) dan Thierry Henry (Asisten pelatih timnas Belgia), dua sosok yang juga legenda Arsenal. Spekulasi ini, menjadi sebuah "bahan gosip" istimewa, sebelum akhirnya benar-benar sudah diresmikan.

Terlepas dari siapa sosok pengganti Wenger di Arsenal nantinya, pelatih baru Arsenal ini sudah pasti takkan punya beban seberat David Moyes, saat menggantikan Sir Alex Ferguson di MU tahun 2013. Karena, tekanan untuk menang di Arsenal tak seberat di MU. Apalagi, Wenger mewariskan tim yang relatif sudah "habis" kemampuannya.

Jadi, meski berstatus "pengganti manajer terlama di klub", nantinya pelatih baru Arsenal akan mendapat tugas ganda di dalam tim. Pertama, ia harus melakukan perombakan pemain di klub, tapi tak boleh asal membeli pemain. Kedua, perlu dilakukan penyegaran taktik, yang sesuai dengan gaya sepak bola kekinian, sambil membangun mentalitas bertanding tim menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Di luar tim, manajer baru ini harus bisa menangani harapan tinggi suporter, manajemen klub, dan media atas dirinya, yang dianggap sebagai simbol pembaruan di Arsenal. Jika tidak, ia akan membawa dampak negatif, dan hanya akan membuat Arsenal menjadi bahan tertawaan. Pastinya, manajemen Arsenal dituntut untuk jangan salah pilih pelatih.

Praktis, untuk saat ini, kita hanya perlu menunggu, bagaimana kelanjutan kiprah Arsenal di sisa musim ini. Karena, selain masih bertanding di liga, mereka juga masih akan bertarung di semifinal Liga Europa melawan Atletico Madrid. Liga Europa menjadi gelar, sekaligus harapan terakhir, untuk dapat lolos ke Liga Champions musim depan, yang masih bisa dikejar Arsenal musim ini. Karena, Arsenal sudah tertinggal cukup jauh dari posisi 4 besar Liga Inggris.

Jika mampu meraih gelar Liga Europa, ini akan menjadi hadiah perpisahan manis dari Arsene untuk Arsenal. Menarik ditunggu, apakah Wenger mampu memekarkan bunga terakhirnya di Arsenal atau tidak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline