Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Perjalanan Sunyi Seorang Victor Valdes

Diperbarui: 7 Januari 2018   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Victor Valdes saat berseragam Barcelona. The Sun

Jika bicara soal pemain sukses, salah satu parameter yang dipakai, untuk mengukur tingkat kesuksesannya, adalah prestasi yang pernah diraih, baik bersama klub maupun timnas. Dan, Victor Valdes Arribas, alias Victor Valdes, adalah salah satu contohnya.

Mengawali karier di akademi La Masia milik Barcelona, kiper kelahiran 14 Januari 1982 ini dipromosikan ke tim inti tahun 2000, sebagai kiper pelapis. Valdes baru mulai dipercaya menjadi kiper inti Barca, pada musim 2003/2004, saat Barca diasuh Frank Rijkaard. Sejak itu, posisinya di bawah mistar gawang Barca tak tergantikan. Refleks, akurasi umpan, dan kemampuan komunikasi yang bagus, menjadi kelebihan utamanya.

Kala itu, Barca memang banyak mengandalkan alumnus La Masia, untuk dijadikan pemain inti. Selain Valdes, Barca antara lain mempromosikan Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Thiago Motta, dan Oleguer Presas. Mereka menjadi lulusan La Masia berikutnya, setelah generasi Carles Puyol, Gerard Lopez, dan Gabri Garcia, sekaligus menjadi 'kakak kelas', dari alumnus akademi La Masia angkatan Lionel Messi, Gerard Pique, Pedro Rodriguez, dan Cesc Fabregas. Mereka mampu berpadu padan, dengan bintang-bintang macam Ronaldinho, Thierry Henry, dan Samuel Eto'o.

Kombinasi lulusan La Masia, dan para bintang 'jadi' ini, terbukti ampuh. Barca sukses berjaya di La Liga dan Eropa. Bahkan, mereka pernah meraih 6 gelar sekaligus, pada tahun 2009, saat dilatih Pep Guardiola. Kala itu, Barca sukses meraih gelar La Liga, Copa del Rey, Liga Champions Eropa, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Total, selama memperkuat Barca, Valdes meraih 6 gelar La Liga, 3 gelar Liga Champions Eropa, 6 gelar Piala Super Spanyol, 2 gelar Piala Super Eropa, dan 2 gelar Piala Dunia antarklub.

Selain sukses bersama klub, Valdes juga sukses bersama timnas Spanyol. Meski hanya berstatus deputi Iker Casillas, Valdes turut menjadi bagian dari timnas Spanyol, saat juara Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012, plus menjadi finalis Piala Konfederasi 2013. Uniknya, di tiga turnamen ini, Valdes hanya sekali bermain, yakni saat Spanyol menang 3-0 atas Nigeria, di fase grup Piala Konfederasi 2013. Selebihnya, ia hanya tampil di laga persahabatan. Total, Valdes tampil 20 kali bersama timnas Spanyol, antara tahun 2010-2014.

Sekilas, orang akan menyebut Valdes beruntung. Karena, ia bermain di tim bertabur bintang, dan sedang dalam masa puncak prestasi. Anggapan sepintas ini terlihat benar, saat Valdes menjalani masa suram, setelah meninggalkan Barca tahun 2014. Di Manchester United (Inggris) dan Standard Liege (Belgia), ia hanya mencatat total 7 penampilan dalam dua musim (2014/2015 dan 2015/2016), sebelum akhirnya pindah ke Middlesbrough musim berikutnya. Bersama The Boro, Valdes memang diandalkan sebagai kiper utama, tapi, buruknya kualitas lini belakang mereka, membuat Valdes tak bisa berbuat banyak. Alhasil, mereka pun terdegradasi dari EPL di akhir musim.

Tapi, jika dilihat lagi, sebenarnya anggapan itu tak sepenuhnya benar. Terbukti, Valdes mampu mencatat total 353 penampilan bersama Barca, dan meraih 5 trofi El Zamora (kiper terbaik La Liga), tahun 2005, 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hebatnya, ia menjadi kiper pertama, yang mampu meraih El Zamora 4 kali beruntun. Dari fakta ini saja, sudah jelas terbukti, bahwa Valdes bukan kiper sembarangan. Jika kualitasnya payah, tak mungkin klub sekelas Barcelona percaya penuh kepadanya. Memang, performa Valdes cukup bagus, tapi performa hebat rekan-rekan setimnya, membuatnya seperti terlupakan. Praktis, ia seperti menempuh jalan sunyi sendirian, ditengah gegap gempita era sukses Barca.

Sayang, meski kariernya bergelimang trofi, ia mengalami satu titik balik begitu drastis, di bulan-bulan terakhirnya bersama Barca, tak lama setelah ia memutuskan tak memperpanjang kontraknya. Cedera lutut parah, yang didapatnya saat Barca menang 3-0 dari Celta Vigo, 26 Maret 2014, menjadi akhir masa gemilangnya di Barca, sekaligus awal masa suramnya. Karena, sejak saat itu, ia tak pernah berada dalam kondisi terbaik, seperti saat sebelum cidera itu datang.

Uniknya, dengan cara sunyi pula, pada Rabu (3/1) silam, seperti dilansir laman goal.com, (6/1), melalui akun instagramnya, Valdes mengumumkan pensiun, dengan mengucapkan "gracias para todos" (terima kasih untuk semuanya), sebelum akhirnya menghapus semua posting di akun instagramnya @vicvaldes1. Memang, dari pengamatan penulis, Sabtu, (6/1), dalam akun instagram dengan 1,2 juta followers ini, sudah tak ada posting apapun, gambar foto profil pun tak ada.

Dengan caranya sendiri, Valdes seolah ingin membuktikan, ia konsisten dengan jalan sunyi yang ia tempuh, dari awal sampai akhir. Ia ingin mengakhiri semuanya, dan memulai awalan baru dalam hening, seperti saat ia terlupakan di masa jayanya dulu. Tapi, meski ia melupakan semua yang ia raih di sepak bola, sepak bola akan terus mengingatnya, sebagai salah satu yang terbaik dan terberuntung di generasinya.

Adios Valdes, muchas gracias para todos! (Bye-bye Valdes, terima kasih banyak untuk semuanya!)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline