Selama beberapa pekan terakhir, kelanjutan nasib kontrak Lionel Messi di Barcelona, adalah sebuah teka-teki. Maklum, kontrak awal Si Kutu di Barcelona akan kadaluarsa Juni 2018 mendatang. Artinya, ia bisa bebas berbicara dengan klub manapun, untuk menjalin kesepakatan prakontrak. Sementara itu, kesepakatan soal kontrak barunya masih belum mencapai titik temu. Alhasil, mumcul rumor transfer yang mengaitkannya dengan klub kaya macam Manchester City, atau tim Liga Super Tiongkok.
Situasi ini, membuat manajemen, dan fans Barca kuatir. Messi adalah bintang utama klub saat ini. Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, akan jadi sebuah kerugian besar bagi Barca, jika Messi sampai hengkang secara gratis. Apalagi, pada musim panas 2017 lalu, Barca baru saja melepas Neymar (salah satu pemain paling ikonik di klub) ke PSG. Barca jelas tak akan siap, jika harus kehilangan dua ikon klub mereka, dalam waktu amat berdekatan.
Messi dan Barca lalu melanjutkan negosiasi, dan, kesepakatan pun akhirnya tercapai. Melalui situs resmi klub (www.fcbarcelona.com), pada Sabtu (25/11), Barca mengumumkan kesepakatan ekstensi kontrak baru Si Kutu, dengan masa bakti sampai tahun 2021, dan klausul pelepasan senilai 700 juta euro (sekitar Rp 11 triliun). Sebuah nilai yang fantastis, untuk ukuran pemain, yang memasuki usia 30 tahun.
Sekilas, nilai klausul pelepasan Messi ini tampak absurd. Karena, nilainya hampir setara dengan ongkos pembelian sebuah klub top Eropa. Sebagai perbandingan, Malcolm Glazer (1928-2014), harus membayar total ongkos sebesar 790 juta pound (sekitar 885 juta euro), saat akhirnya mampu menjadi pemilik klub Manchester United tahun 2005. Nilai klausul pelepasan Messi, bahkan jauh lebih besar, dibanding biaya 210 juta pound (235 juta euro), yang harus dikeluarkan konsorsium Abu Dhabi, saat membeli klub Manchester City, tahun 2008 silam.
Meski nilainya terlihat tak masuk akal, jika melihat popularitas Messi yang mendunia, dan sponsor-sponsor kelas global yang melingkupinya, nilai ini cukup masuk akal. Di sini, Barca akan menjadikan Messi, sebagai magnet utama penarik sponsor. Jadi, kontrak baru Messi di Barca ini, tak hanya bicara soal teknis, tapi juga soal bisnis.
Tapi, meski masalah soal kontrak Messi sudah beres, fans Barca tak bisa langsung merasa gembira. Karena, setelah ini, mereka justru harus mulai bersiap, untuk terbiasa melihat pemandangan berbeda dari biasanya. Pemandangan itu adalah, dirotasinya La Pulga. Memang, dengan usia yang terus bertambah, Messi takkan bisa selalu tampil penuh di tiap laga, seperti yang saat ini dialami Andres Iniesta di Barca. Tujuannya, agar kondisi kebugaran, dan level performanya tetap terjaga. Apalagi, usia 30-an tahun, adalah fase penurunan, bagi pesepakbola, khususnya dalam hal kemampuan fisik. Inilah kesempatan bagus bagi Barca, untuk memasukkan pemain muda alumnus akademi La Masia ke tim inti, sebagai langkah regenerasi tim.
Kontrak baru Messi di Barca, akan membuatnya bertahan di Barca sampai berusia 34 tahun. Ia berpeluang menutup karir bermainnya di Barca, dan menjadi "one man club", seperti halnya Carles Puyol, eks bek, dan kapten tim Blaugrana, yang pensiun tahun 2014 silam. Mungkin, Barca dan Messi memang adalah jodoh tak terpisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H