Garuda Nusantara Juara. Itulah sebutan untuk timnas U-19, yang banyak disebut-sebut di media sosial, dan media, terutama saat tayangan langsung di televisi. Julukan ini, adalah sebuah doa, dan harapan agar Egy Maulana Vikri dkk, mampu berjaya, di Piala AFF U-18 edisi 2017.
Harapan itu sendiri sebenarnya bukan tanpa alasan. Karena, timnas U-19 kali ini, bermaterikan pemain-pemain berbakat. Selain Egy, ada si sayap lincah Witan Sulaiman, bek Rifat Marasabessy, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga dilatih Indra Sjafrie, pelatih yang sempat sukses membawa timnas U-19 juara Piala AFF U-18 edisi 2013.
Terbukti, meski sempat kalah 0-3 dari Vietnam, mereka mampu menghajar Filipina 9-0, membantai Brunei 8-0, dan membungkam tuan rumah Myanmar 2-1. Ketajaman lini serang, kelebihan teknik, dan pola permainan mereka yang mengalir, juga terbukti mampu merepotkan Thailand di semifinal.
Meski hanya bermain dengan 10 orang selama babak kedua, akibat dikartu merahnya Saddil Ramdani, usai peluit panjang berakhirnya babak pertama, timnas U-19 tetap mampu mengimbangi permainan Thailand. Bahkan, kalau saja kiper Thailand tak tampil prima, mereka bisa saja menang. Sayang, setelah bermain imbang tanpa gol di waktu normal, yang langsung disambung dengan adu penalti, Thailand menang adu penalti 3-2, setelah kiper mereka sukses menangkis tiga tendangan penalti pemain timnas U-19. Sementara itu, dari 4 penendang di kubu Thailand, hanya satu eksekutor yang gagal. Itupun karena sepakannya melebar, bukan ditangkis. Boleh dibilang, timnas U-19 memang sedang kurang beruntung kali ini.
Alhasil, timnas U-19 tinggal berjuang memperebutkan tempat ketiga, melawan tuan rumah Myanmar, Minggu (17/9). Menariknya, laga ini menjadi momen perwujudan keinginan Rabah Benlarbi, pelatih Myanmar, jelang berlangsungnya babak semifinal. Kala itu, pelatih asal Prancis berdarah Aljazair ini, ingin Myanmar bertemu kembali, dengan timnas di final. Sayangnya, baik timnas U-19, maupun Myanmar, sama-sama tumbang di semifinal. Sehingga, meski akhirnya bertemu lagi, mereka hanya berlaga di perebutan tempat ketiga, bukan di final.
Menariknya lagi, tim-tim peserta laga final, dan perebutan tempat ketiga di Piala AFF U-18 edisi kali ini, sama persis dengan cabor sepakbola SEA Games 2017 di Malaysia, pada bulan Agustus silam. Kala itu, tuan rumah Malaysia bertemu Thailand di final. Sedangkan, Garuda Muda berhadapan dengan Myanmar, dalam laga perebutan medali perunggu.
Seperti kita ketahui bersama, Thailand akhirnya sukses meraih medali emas cabor sepak bola SEA Games 2017, setelah mengalahkan tuan rumah Malaysia 1-0 di final. Sedangkan, Garuda Muda meraih perunggu, usai menang 3-1 atas Myanmar. Akankah hasil itu kembali terulang di Piala AFF U-18 kali ini? Semoga saja. Yang pasti, Garuda Nusantara tak punya waktu, untuk berlama-lama meratapi kekalahan atas Thailand di semifinal. Karena, ada medali perunggu, yang masih bisa diperjuangkan, untuk dapat dibawa pulang ke Tanah Air sebagai oleh-oleh.
Tetap semangat, Garuda Nusantara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H