Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Costa oh Costa

Diperbarui: 16 Agustus 2017   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jelang berakhirnya bursa transfer musim panas 2017, terjadi beberapa drama transfer. Misalnya, tarik-ulur rencana kepindahan Coutinho, gelandang serang timnas Brasil, dari Liverpool ke Barcelona, dan rencana transfer Ousmane Dembele (Prancis), dari Borussia Dortmund ke Barcelona.

Tapi, diantara semua drama transfer yang terjadi kali ini, situasi paling rumit terjadi pada sosok Diego Costa, penyerang bengal milik Chelsea asal Spanyol. Situasi yang sedang dialami Costa, berkebalikan dengan Coutinho, dan Dembele. Coutinho dan Dembele sama-sama enggan dilepas klubnya, karena mereka sama-sama merupakan pemain kunci di timnya. Sedangkan, Chelsea sudah 'kebelet' melepas Costa, karena ia dianggap tak lagi masuk dalam rencana klub. Ditambah lagi, hubungan Costa dengan pelatih Antonio Conte juga tak harmonis. Sayang, belum ada klub yang benar-benar bergerak serius untuk merekrutnya.

Situasi ini cukup ironis, mengingat vitalnya kontribusi Costa musim lalu, saat turut mengantar Chelsea juara EPL, dengan mencetak 20 gol, dan menembus final Piala FA. Tapi, jika melihat penyebab awalnya, dan rencana terkini Conte di Chelsea, sebetulnya situasi ini wajar. Karena, pada pertengahan musim lalu, Costa sempat berkonflik dengan Conte, setelah Chelsea menolak tawaran mewah Tianjin Quanjian (klub Liga Super Tiongkok), untuk memboyong Costa. Inilah awal dari situasi rumit, yang kini sedang dihadapi Costa.

Meski sempat reda, seiring kesuksesan Si Biru menjuarai EPL, konflik ini kembali muncul saat pramusim. Conte secara gamblang 'menghapus' Costa dari tim utama, dan menempatkannya dalam sesi latihan yang terpisah, dengan rekan-rekan setimnya, setelah ia menolak berlatih dengan tim reserve Chelsea. Situasi menjadi runyam, setelah Chelsea mendatangkan Alvaro Morata dari Real Madrid, dengan ongkos 70 juta pounds. Kerunyaman itu makin parah, setelah Morata sukses mencetak gol dan assist, saat Si Biru menyerah 2-3 melawan Burnley, pada pekan pembuka EPL, akhir pekan lalu. Alhasil, situasi Costa kini benar-benar terpojok.

Sebenarnya, Costa diminati AC Milan, dan Atletico Madrid. Tapi, mereka mundur karena Chelsea mematok harga 50 juta pounds. Harga ini jelas tak masuk akal, untuk ukuran pemain yang kerap tak disiplin. Apalagi, kondisi fisik Costa diketahui tak bugar, karena belum juga kembali berlatih. Bahkan, ia baru saja didenda 300 ribu pound, akibat bolos dari sesi latihan. Akibatnya, status Costa makin tak jelas. Padahal, bursa transfer akan segera ditutup.

Jika terus berlanjut, situasi ini hanya akan merugikan bagi Chelsea dan Costa. Bagi Chelsea, ini akan mengganggu kekompakan internal dalam tim, dan akan menjadi beban finansial klub. Karena, kontrak Costa masih tersisa 2 tahun lagi, dengan gaji 150 ribu pounds sepekan. Sedangkan, bagi Costa, ini hanya akan menghambat karirnya, baik di klub maupun timnas. Apalagi, tahun depan akan berlangsung ajang Piala Dunia di Rusia.

Situasi rumit yang sedang menimpa Chelsea, dan Costa ini, menjadi contoh terkini, dari betapa besar pengaruh loyalitas pemain, terhadap kepercayaan klub atas si pemain.

Pada saat yang sama, kasus ini menjadi contoh, betapa pentingnya sikap realistis (termasuk dalam hal menjual pemain bermasalah) dalam situasi terburuk, demi kebaikan bersama. Karena, jika tidak realistis, apalagi sampai mempersulit, itu hanya akan memperburuk keadaan, dan akan merugikan semua pihak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline