Kompetisi Liga 1 2017 memang baru memasuki akhir putaran pertama. Tapi, sudah banyak klub yang terkena sanksi denda, akibat ulah oknum suporternya yang melanggar aturan. Klub yang paling sering didenda Komisi Disiplin PSSI akibat ulah negatif oknum suporternya, adalah Persib Bandung. Total, Persib sudah membayar denda sebesar Rp 361,25 juta ke Komisi Disiplin PSSI. Sehingga, layak jika Persib kita sebut sebagai "Si Raja Denda".
Sanksi denda yang harus dibayar Persib ini, didapat dari pelanggaran yang terjadi saat laga melawan Arema, Persiba Balikpapan, Sriwijaya (kandang), Bhayangkara FC, dan Madura United (tandang). Umumnya, pelanggaran yang dilakukan oleh oknum suporter Persib adalah, menyalakan flare, menyulut bom asap, melempari benda asing ke lapangan, dan menyerbu masuk ke lapangan hijau.
Argometer ongkos denda, yang harus dibayar Persib ke PSSI dipastikan masih akan bertambah, menyusul kekisruhan yang terjadi dalam laga melawan Persija Jakarta, Sabtu (22/7) silam. Memang, laga yang berakhir imbang 1-1 ini berlangsung panas. Di lapangan, para pemain bermain keras, sampai sempat memicu keributan. Di tribun, oknum suporter juga berulah, dengan menyalakan flare, menyerang ofisial tim Persija, dan melempar botol ke pinggir lapangan.
Setelah laga pun, Ricko Andrean (22), seorang Bobotoh, terluka setelah dikeroyok sekelompok oknum Bobotoh, hanya karena ia diduga mendukung Persija. Padahal, setiap kali Persib menjamu Persija, tak ada satupun The Jakmania yang diperbolehkan datang, demi menjaga keselamatan masing-masing. Hal yang sama juga berlaku untuk Bobotoh, tiap kali Persib main di kandang Persija.
Dilihat dari jumlah insiden yang terjadi, dan sudah berulangnya kejadian semacam ini, bisa dipastikan, Persib akan terkena denda cukup besar. Dari segi finansial, meski jumlahnya bukan masalah berat bagi Persib yang bergelimang sponsor, tetap saja ini merugikan. Karena, Persib harus mengeluarkan banyak uang, untuk mengobati penyakit yang seharusnya bisa dicegah sejak dini. Jika insiden ini terus berulang, boleh jadi kedepannya Persib akan membuat slot anggaran khusus untuk membayar denda.
Situasi akan makin merugikan, jika nantinya Persib dijatuhi sanksi denda plus hukuman laga kandang tanpa penonton, atau bahkan menjalani laga kandang usiran di luar Bandung. Padahal, bagi kebanyakan klub Indonesia, termasuk Persib sendiri, bermain di kandang tanpa penonton, atau 'terusir' dari kandang sendiri adalah satu kerugian besar. Selain klub tak dapat pemasukan dari penjualan tiket, dan harus membayar ongkos sewa stadion, mental pemain juga akan terbebani. Akibatnya, performa tim di lapangan akan ikut terpengaruh.
Serangkaian pelanggaran yang dilakukan oknum Bobotoh, membuat Persib sering terkena denda. Situasi ini membuktikan, pepatah "karena nila setitik rusak susu sebelangga" benar adanya. Pada saat yang sama, situasi ini seharusnya menjadi momen bagi Persib, untuk mulai serius membina Bobotoh, terutama oknum Bobotoh yang bermasalah. Selain itu, Persib juga harus membenahi manajemen panitia penyelenggara yang bermasalah. Supaya, masalah pelanggaran akibat ulah suporter dapat diminimalkan di masa depan. Karena, suporter seharusnya adalah aset utama, bukan sumber beban bagi klub.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H