Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Pelajaran dari Turnamen Toulon untuk Timnas U-19

Diperbarui: 9 Juni 2017   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas U-19. Detik.com

Tiga kali kalah dari tiga laga yang dimainkan. Itulah capaian Garuda Muda di Turnamen Toulon, yang dihelat di Prancis. Tiga kekalahan itu didapat, dari timnas Brasil U-20 (0-1), Republik Ceko U-19 (0-2), dan Skotlandia U-20 (1-2). Melihat level kekuatan tim lawan, kekalahan-kekalahan ini tidak terlalu mengecewakan. Karena, level kekuatan tim lawan memang berada di atas timnas U-19. Malah, dari situlah, tim arahan Indra Sjafrie ini mendapat pelajaran berharga.

Pertama, timnas U-19 generasi terkini, mempunyai pemain berbakat. Di antaranya, Egy Maulana Fikri (gelandang), dan Muhammad Riyandi (kiper). Bakat Egy, yang berperan sebagai motor serangan tim, bahkan sukses membuatnya meraih penghargaan Jouer de Revelation Trophee (Talent of the Tournament). Pada masa lalu, penghargaan ini juga pernah diraih Cristiano Ronaldo (Portugal), dan Zinedine Zidane (Prancis). Tapi, capaian Egy kali ini cukup spesial. Karena, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Turnamen Toulon, penghargaan ini diraih, oleh pemain dari tim yang tersingkir di babak awal turnamen ini.

Sementara itu, kehadiran Muhammad Riyandi di bawah mistar, memberi dimensi baru, untuk permainan timnas U-19. Sebagai kiper, Riyandi tergolong langka, untuk ukuran kiper Indonesia. Ia mempunyai akurasi umpan pendek yang oke, refleks bagus, dan mampu menjadi sweeper-keeper saat diperlukan. Bakat Riyandi ini terlihat, saat menghadapi Republik Ceko U-19. Meski kalah, Riyandi tampil cukup bagus. Dalam laga ini, ia mampu menggagalkan tendangan penalti pemain lawan.

Kedua, timnas U-19 bermain cukup bagus sebagai tim, termasuk dalam hal penguasaan bola, tapi kurang tajam dalam penyelesaian akhir, sering membuat kesalahan sendiri, dan lemah terhadap serangan balik/skema serangan cepat tim lawan. Kekurangtajaman sentuhan akhir timnas U-19, terlihat dari hanya 1 gol yang dicetak dari 3 laga mereka. Ini menjadi PR tersendiri bagi timnas, untuk segera diperbaiki. Karena, sebagus apapun skema permainan timnas, itu hanya akan sia-sia jika timnas gagal mencetak gol.

Di lini belakang, timnas masih kerap membuat kesalahan sendiri. Akibatnya, mereka kebobolan. ini terlihat, dari 2 gol yang dicetak Republik Ceko, akibat kontrol bola yang buruk di area pertahanan, dan gol kedua, lewat proses tendangan penalti yang dicetak Skotlandia. Penalti ini didapat, akibat pelanggaran yang dilakukan pemain timnas di kotak penalti.

Masalah lain, yang juga dimiliki timnas saat bertahan, adalah antisipasi yang lemah, terhadap serangan balik, sehingga, mereka rawan kebobolan lewat serangan balik. Ini terlihat, dari gol yang dicetak Brasil, dan gol balasan Skotlandia. Di sini, terlihat bahwa transisi permainan timnas (dari menyerang ke bertahan, atau sebaliknya) masih kurang mulus.

Setelah kembali dari Turnamen Toulon, timnas U-19 perlu dijaga, dari sorotan berlebihan publik. Supaya, mereka bisa benar-benar fokus sepenuhnya, pada tiap pertandingan yang akan dijalani, dengan memperbaiki kelemahan yang ada saat ini, tanpa lupa mengasah kelebihan yang sudah ada. Apalagi, timnas U-19 masih akan berlaga di ajang Piala AFF U-18, dan kualifikasi Piala Asia U-19. Tentunya, kesuksesan timnas U-19 di dua ajang ini, adalah dambaan kita bersama. Mampukah Garuda Muda mewujudkannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline