Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Teknologi Statistik yang Mengubah Wajah Sepak Bola Modern

Diperbarui: 24 Mei 2017   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama ini, jika bicara soal sepakbola, hal-hal yang dibahas umumnya berkutat pada gol, pemain di lini serangan, atau blunder di lini pertahanan. Bicara soal posisi, posisi yang paling banyak disorot, atau dianggap menjadi peran utama, adalah posisi lini serang (gelandang/penyerang). Posisi di lini pertahanan (bek/kiper), hanya dianggap peran antagonis, atau malah sebagai figuran belaka. Meskipun, kedua posisi ini, sebenarnya mempunyai peran yang sama penting.

Selama bertahun-tahun, dikotomi (pembedaan) persepsi nilai peran, antara posisi bertahan, dan menyerang ini, telah sukses menghasilkan ketimpangan penilaian. Pemain, yang berposisi menyerang, cenderung lebih diapresiasi, daripada pemain bertahan. Sehingga, wajar jika pemain berposisi menyerang, lebih banyak mendapat penghargaan bergengsi.

Contoh fenomena ini dapat kita lihat, pada sosok pemenang penghargaan Ballon d'Or. Sejak tahun 2006, hanya ada 1 pemain, dari lini pertahanan, yakni Fabio Cannavaro (bek, Italia, 2006), yang mampu meraihnya. Selebihnya, penghargaan ini dikuasai pemain dari lini serang, yakni Ricardo Kaka (2007), dan duet Cristiano Ronaldo-Lionel Messi, yang mendominasi sejak 2008 hingga kini.

Tapi, syukurlah, kemajuan teknologi, termasuk dalam hal statistik, mampu memberi manfaat positif, kepada sepakbola. Dengan diterapkannya teknologi statistik di sepakbola modern, penilaian, terhadap performa pemain, kini menjadi lebih objektif. Karena, performa si pemain benar-benar dinilai secara menyeluruh dari tiap aspek. Selain gol, dan assist, aspek-aspek lain, seperti persentase akurasi umpan, akurasi tekel, total menit bermain, jumlah penyelamatan, jumlah pelanggaran, daya jelajah, dan lain-lain, dinilai tanpa ada yang terlewat.

Hebatnya, penilaian mendetail itu, tidak hanya sebatas nilai kolektif, tapi juga per individu. Selain itu, penilaian ini, juga mengukur performa pemain, berdasarkan posisi bermainnya. Maka, tak heran, jika performa pemain posisi bertahan seperti Gianluigi Donnarumma (kiper), David Luiz dan Leonardo Bonucci (bek), dan N'Golo Kante (gelandang bertahan), mulai banyak diapresiasi. Bahkan, N'Golo Kante, sukses meraih penghargaan Pemain Terbaik EPL (Player of The Year) musim 2016/2017, berkat performa bagusnya bersama Chelsea musim ini. Dengan semakin objektifnya penilaian atas performa seorang pemain, mungkin Cannavaro bukan pemain bertahan terakhir, yang meraih Ballon d'Or.

Bagi pemain, dan tim pelatih, penilaian mendetail ini, dapat dijadikan media evaluasi kinerja. Supaya performa individu, maupun tim secara keseluruhan, dapat terus dimonitor, sambil ditingkatkan. Bagi tim lawan, ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi, untuk dijadikan acuan, dalam menyusun taktik. Sedangkan, bagi media dan suporter, data statistik kinerja pemain ini, dapat dijadikan acuan, untuk menilai performa si pemain secara objektif. Bagi penyelenggara kompetisi, data statistik ini, merupakan salah satu pertimbangan, dalam memberikan penghargaan, atas performa seorang pemain.

Tak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi statistik, yang diterapkan di sepakbola modern, mampu mengubah wajah sepakbola masa kini. Penerapan teknologi statistik di sepakbola, telah membuat sepakbola menjadi lebih detail. Pada saat bersamaan, teknologi statistik juga mulai mampu mengikis dikotomi, antara pemain di lini serang, dengan pemain di lini pertahanan. Sehingga, tidak ada lagi posisi bermain "anak emas" atau "anak tiri" di sepakbola.

Pada dasarnya, sepakbola adalah olahraga tim, yang pada prosesnya terdapat kegiatan menyerang, dan bertahan, dengan gol dan hasil akhir pertandingan, sebagai hasilnya. Perpaduan, antara proses dan hasil ini tak dapat terpisahkan, dan mempunyai peran sama penting, seperti halnya peran pemain posisi menyerang, dan bertahan di sepakbola. Karena, tak ada hasil, yang dapat dicapai, tanpa melalui proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline