Siapa yang tidak kenal dengan kompas? Ah, saya yakin kita semua pasti mengenalnya walaupun mungkin jarang menggunakannya. Ya, kompas menunjukkan 4 arah penjuru mata angin: Utara, Selatan, Barat dan Timur. Di manapun kita berada di atas bumi ini, ketika kita meletakkan kompas di tangan kita, maka otomatis kita akan mengetahui arah keempat penjuru mata angin tersebut di tempat di mana kita sedang berdiri.
Saya mau berbagi cerita dengan teman-teman semua mengenai luar biasanya alat yang disebut dengan kompas ini.
Beberapa hari yang lalu, saya bersama 2 orang teman sekantor mengerjakan tugas lapangan ke hutan di sebuah kampung dekat perbatasan negara tetangga, Papua New Guinea (PNG). Tugas kami adalah membuat petak/bujur sangkar dengan ukuran 100 meter X 100 meter di sebuah tempat di tengah hutan yang telah ditentukan titiknya oleh Global Positioning System (GPS). Di petak tersebut kami membaginya lagi menjadi 16 petak dengan masing-masing ukuran 25 meter X 25 meter. Lalu kemudian kami mendata jenis-jenis pohon mulai dari yang kecil sampai yang besar. Dapat dibayangkan bagaimana di dalam hutan yang tanpa arah dan petunjuk, kami akan membuat sebuah petak/kotak/bujur sangkar yang simetris dan sempurna dengan ukuran tertentu. Di sinilah peran serta kompas yang menjadi penentu keberhasilan pekerjaan kami.
Dengan membidik ke arah, 0, 90, 180 dan 270 derajat, maka kompas telah menunjukkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat yang otomatis akan membentuk 4 sudut bujur sangkar dan menjadi sebuah bangun datar berupa kotak/petakan. Ya, di tengah-tengah hutan itu, satu-satunya alat yang bisa melakukan hal tersebut adalah KOMPAS. Dan yang luar biasanya, bahwa kompas tak pernah salah menunjukkan arah! Ya, kompas benar-benar membantu kami membuat satu petakan besar dan 16 petakan kecil, satu-persatu, tanpa sebuah kesalahan! Di tengah hutan yang gelap, pada saat saya diperintah oleh ketua regu kami untuk memegang kompas dan membuat arah rintisan, saya merenung dengan keajaiban bumi yang Tuhan ciptakan. Bumi ini bukan tanpa petunjuk dan arah.. Inilah faktanya!
Jikalau kompas tercipta sebagai petunjuk arah dan jalan yang tanpa salah dan keliru di tengah hutan, betapa luar biasanya lagi Alkitab sebagai 'kompas' kehidupan seluruh umat manusia dari segala suku, kaum, bangsa dan bahasa di muka bumi ini. Di dalam Alkitab kita menemukan arah dan petunjuk dari Tuhan tentang segala hal yang ada di tengah-tengah 'hutan rimba' kehidupan di dunia ini sehingga petualangan kita pastinya akan berujung kepada pertemuan dengan TUHAN dan kehendak-Nya yang sejati bagi keselamatan dan kebahagiaan kita.
Alkitab tidak pernah salah dan keliru dalam memberikan petunjuk dan arah kehidupan kita di dunia ini, sama persis seperti kompas yang tidak pernah salah dalam menunjukkan arah dan jalan di tengah-tengah hutan rimba. Alkitab menjadi satu-satunya 'kompas' kehidupan bagi kita umat manusia karena di dalamnya berisi semua formula kehidupan yang dirumuskan oleh TUHAN, Sang Pencipta kita. Bahkan melalui Alkitab kita bertemu dengan arah yang benar tatkala melihat tempat kita berdiri saat ini merupakan tempat yang salah menurut Tuhan.
Di dalam kompas, 1 derajat saja kita melenceng,maka betapa jauhnya akhirnya kita telah menyimpang dari arah yg sebenarnya, dan yang terpenting bahwa tujuan kita di titik awal tidak pernah ketemu. Demikian juga dengan peran Alkitab sebagai kompas kehidupan kita, 1 hal saja melenceng dari yang dituliskan dan diarahkan-Nya, maka kita tidak sadar bahwa kita semakin menjauh dari jalan-jalan-Nya sehingga kita akhirnya melenceng dan tersesat..
Jadi,kita perlu memegang kompas kehidupan senantiasa agar jalan dan arah petualangan hutan rimba kehidupan kita di dunia ini benar-benar sesuai dengan kehendak TUHAN, Sang Pencipta kita.
Semoga apa yg saya bagikan memberkati, menginspirasi dan menggugah kita semua untuk berpegang terus tanpa goyah kepada kompas kehidupan..
(Jayapura, 13 Juni 2015)
-Diperbaiki ejaannya tanpa mengubah substansinya, 14 Juni 2016-