Baru saja saya cek gula darah dan hasilnya dinyatakan normal oleh petugas kesehatan. Apakah karena rutin minum kopi ya?
Kebetulan, Kompasiana mengangkat topik pilihan  tentang makan dan minum manis. Rasanya terdorong untuk merenungkan kembali pengalaman seputar kesehatan.
Dari pengalaman nenek,yang menderita diabetes, darah tinggi dan asam urat. Hingga kemudian mengalami komplikasi dan stroke. Yang terlihat dari kebiasaan waktu itu sering mengkonsumsi teh manis setiap hari dan mungkin makanan manis yang lain.
Lain lagi, ayah sempat divonis sakit jantung, setelah merasakan sakit di dada. Sebelum kejadian, dalam kondisi capek dan cuaca memang panas di siang hari, meminum minuman dingin dan manis.
Ada juga pengalaman tante dan paman yang satu batu ginjal dan satunya lagi pernah stroke ringan. Lagi-lagi behubungan dengan kebiasaan konsumsi daging berkolesterol, gorengan dan makan minuman manis.
Saya sendiri pernah mengalami gangguan kesehatan  yang terasa sewaktu berolahraga, seperti yang saya tuliskan disini (silakan klik!). Dan jika diingat, hal itu juga salah satu penyebabnya minuman manis. Karena memang dulu suka sekali minum es sirup diberi kental manis.
Ditambah saran teman waktu kecil, ketika ditanya bagaimana caranya bisa gemuk. Kebetulan saat itu sedang kurus dan ingin gemuk. Dijawabnya meyakinkan, "makan saja nasi yang banyak dan sering minum es teh manis!".
Setelah tahu beberapa pengalaman orang lain dan diri sendiri yang mengalami, selanjutnya jadi lebih berhati-hati. Ternyata ada banyak hal yang diam-diam membahayakan di balik makanan dan minuman manis.
Setelah mengurangi makan minum manis ternyata ada bedanya, tubuh terasa lebih segar. Makan dan minum manis boleh saja, asal tidak berlebihan.
Beberapa hal yang bisa dicoba agar tetap bisa menikmati manisnya makanan dan minuman, tapi kesehatan tetap terjaga.