Lihat ke Halaman Asli

Serba Kebetulan di Kompasiana

Diperbarui: 20 Mei 2020   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi:kompasiana.com

Di tahun 2020 yang sering disebut tahun kembar ini, kebetulan saya menemukan beberapa hobi baru. Diantaranya, hobi bersepeda dengan "gowes" bareng teman-teman bahkan sekali-kali berangkat kerja dengan bersepeda. 

Lain lagi, belajar membuat Aquascape karena kebetulan memang sedang ngetrend beberapa waktu ini. Dan termasuk hobi menulis di Kompasiana, yang terdaftar tanggal 7 Maret 2020 sebagai Kompasianer. Ternyata, pada tahun 2011 saya sudah pernah membuat akun Kompasiana, tapi belum menulis sama sekali. Sudah lupa passwordnya juga,,, hehe.. :D

Beberapa minggu ini para kompasianer (termasuk para Senior bermunculan turun gunung :D ) menuliskan beberapa pembahasan mengenai tulisan di Kompasiana. 

Dari memperhatikan ketelitian huruf, bahasa baku, tulisan harus berangkat dari data-data yang valid, membahas opini, puisi bahkan sampai ajakan saling mengunjungi akun, memberi vote dan berkomentar dengan baik. Ada dinamika yang menarik untuk disimak di dalam blog keroyokan ini, terutama bagi saya yang "newbie".

Ada beberapa yang saya anggap kebetulan ketika saya menulis di Kompasiana, karena yang dialami diluar perkiraan apalagi perencanaan. Kebetulan pertama, setelah akun tervalidasi/ centang hijau saya menulis dengan tanpa melihat tema namun sekedar apa yang terbayang di pikiran. 

Tulisan pertama saya muncul pada tanggal 11 Maret 2020, kebetulan bertepatan dengan momen Supersemar bisa dilihat disini. Jadi teringat jaman kuliah dulu, sempat beberapa kali mendapat Beasiswa Supersemar. Hehe.. 

Kedua, saya menulis di Kompasiana karena kebetulan diajak teman sesama pengajar, Bro Bernabas Ambon dan diperkenalkan dengan teman kuliahnya, Mbah Susy Haryawan (bisa diklik, jika penasaran dengan akunnya) lalu diajak bergabung dalam Komunitas Kompasianer Semarang-Kudus-Salatiga (Semarkutiga). 

Dan setelah sempat membaca artikel-artikel di Kompasiana, saya terkesan dengan beberapa tulisan  Kompasianer dengan berbagai macam kategorinya. Ada pemikiran-pemikiran, ulasan-ulasan yang unik dan menarik sehingga saya tuliskan dalam artikel, "Menyimak Kompasianer Garis Lucu".

Tak selang beberapa waktu jadi Kompasianer, kebetulan ketiga muncul wabah Corona yang membuat saya terpaksa sering berada di rumah (WFH) bergantian piket tugas kerja sesuai jadwal. Keadaan ini mengingatkan saya tentang beberapa hal yang sebenarnya sudah ditanamkan dan menjadi perhatian dalam dunia pendidikan (bisa dilihat disini).

Kebetulan keempat, setelah iseng membaca puisi-puisi Kompasianer, ada ketertarikan untuk mencoba membuat puisi. Jujur baru kali ini dan itu di Kompasiana saya pertama kali menulis puisi. 

Dan judulnya pun bagi saya agak mengelikan karena memang saya waktu itu sedang bertanya-tanya, "Darimana Kumulai Puisi?". Ternyata mengasyikkan dan ada rasa yang melegakan seperti mencurahkan perasaan hati. Cie..cie.. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline