https://cerpenkompas.wordpress.com/2011/02/27/pemburu-air-mata/
Tema : Kehidupan Desa
Alur :
Maju
Pada awalnya, penduduk desa kaki gunung Jaganmantri sering mengeluarkan air mata baik disaat duka maupun disaat bahagia. Namun semua berubah disaat seorang lelaki yang baru pulang dari perjalanan merantau tidak dapat mengeluarkan air mata karena dia mengatakan bahwa air mata hanya untuk perempuan, sedangkan hanya lelaki pengecut yang menangis. Sejak pemuda perantau tersebut mengatakan hal demikian, seluruh lelaki di desa tersebut berhenti mengeluarkan air mata. Bahkan untuk menangis pun mereka tak pernah bias mengeluarkan air mata. Lama kelamaan mereka sadar bahwa air mata mereka tak bias keluar karena perkataan pemuda perantau tersebut.
Tokoh :
- Aku
- Para lelaki desa
- Para perempuan desa
- Kepala Desa
- Perantau
Penokohan :
- Aku : Pengamat
- Para lelaki desa : Mudah terpengaruh, pantang menyerah.
- Para perempuan desa : Pasrah, pekerja keras.
- Kepala Desa : Bijaksana
- Perantau : Pengadu domba, keji.
Latar :
- Tempat
- Kaki gunung Jaganmantri
- Desa
- Suasana
- Suasana pagi hari
- Suasana sunyi
- Suasana malam hari
Sudut pandang :
- Aku : Orang pertama pelaku sampingan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H