Lihat ke Halaman Asli

Kabinet Baru: Gerak Cepat atau Asal Cepat?

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grafik Kenaikan BBM Era Presiden Indonesia

Hampir tidak ada yang tidak kenal dengan presiden ke 7 Indonesia ini. Sosok yang sederhana, dari semua presiden yang ada di Indonesia merupakan satu-satunya yang memiliki berat badan mungkin yang paling sedikit angkanya Namun bukan ukuran berat badan yang menentukan tapi kualitas kerja atau hasil akhir yang dilihat dan ini yang menjadi harapan seluruh rakyat

Meskipun baru menjabat kurang dari 2 bulan sudah berani menaikkan harga BBM, dan jika kita melihat sejarah kenaikan BBM di Indonesia belum pernah sejarahnya ada presiden yang menaikkan harga hingga 2000 rupiah dalam sekali kenaikan harga. Pemerintahan SBY juga beberapa kali menaikkan dan menurunkan harga BBM namun dalam beberapa kali kenaikan dan setiap kenaikkan kurang dari 2.000 rupiah apalagi di pemerintahan Megawati, Gusdur, BJ.Habibie dan  Soeharto yang menaikkan BBM kurang dari 1.000 rupiah.

[caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Grafik Kenaikan BBM Era Presiden Indonesia"][/caption]

Berani sih boleh saja, asal realisasi alokasi yang sudah di utarakan sejak masa kampanye hingga telah menjabat itu dapat direalisasikan. Melihat rekam jejak kerja pemerintahan yang pernah menjabat di Negeri ini jelas tidak heran jika kita harus membuat diri kita ragu dengan segala janji-janji yang di sampaikan oleh pejabat yang duduk di pemerintahan negeri yang kita cintai ini.

Gerak cepat atau asal cepatkah yang saat ini dijalankan oleh Bapak Jokowi dengan kabinet kerjanya? Ini sebuah pertanyaan yang perlu kita tanyakan kepada pemimpin Negeri ini, meskipun hasilnya belum nampak namun layak untuk dipertanyakan dan diawasi. Uang 100 trilyun dari hasil penghematan BBM bukan niai sedikit, dan rakyat Indonesia sudah sangat pintar untuk perlu mengetahui besaran alokasi yang akan dibagi-bagi porsinya ke banyak sektor.

Koordinasi yang cukup baik jika kita dari melihat timing kenaikan harga BBM, tanpa basa basi yang lama dan seolah terkaget kaget harga langsung naik, tidak seperti pemerintahan sebelumnya butuh feedback banyak dan terkesan ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Gerak cepat juga terlihat ketika kita nonton tv dihari yang sama kenaikan rakyat miskin sudah langsung terima 400ribu rupiah sebagai dana bantuan akibat kenaikan tersebut. Hal ini juga jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, bukan membandingkan tetapi kita melihat realita.

Melihat dari sisi pasar modal Indonesia, dimana harga saham itu bukan ditentukan oleh BEI (Bursa Efek Indonesia) atau perusahaan tapi pasar itu sendiri, cukup positif respon yang diberikan dihari kenaikan BBM indeks (IHSG) kita menguat. Para investor dan trader di pasar modal terlihat cukup optimis dengan gerak cepat pemerintahan Jokowi dengan menaikkan BBM. Apakah bisa kita katakan para investor ini sangat percaya kepada janji pemerintah bahwa alokasi subsidi BBM akan benar-benar dialihkan ke pembangunan infrastruktur sehingga saham-saham di sektor ini seperti Wijaya Karya, Waskita, PTPP, saham semen, dan semua yang terkena imbas dari kenaikan tersebut. Meskipun alokasi 100 trilyun tersebut dibagi-bagi ke sektor infrastruktur, kesehatan, dan lainnya. Rata-rata perusahaan disektor tersebut serentak menguat. Hal ini juga merupakan fenomena yang jarang terjadi ketika kita melihat BBM naik di pemerintahan sebelumnya dimana kita lihat ketika BBM naik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan.

Hari kedua kenaikan BBM adalah juga hari dimana suku bunga atau BI rate naik 0,25 basis poin atau menjadi 7,75%. Pasar yang biasanya merespon dengan menjual saham-saham perbankan terlihat tidak terlalu mengambil ancang-ancang itu, meski terlihat adanya penurunan di sektor tersebut, namun percaya tidak percaya penurunannya berbeda dengan kasus-kasus dimana BI rate naik, yang mana seluruh saham perbankan terjun bebas. Bagi sebagian orang hal ini tentunya hal baik dan harapan akan hasil akhir yang tepat sasaran akan terlaksana. Melihat fenomena ini tentunya sangat tinggi tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja kaninet kerja Jokowi.

Jika kita menganalisa ramainya demonstrasi ketika BBM naik, apalagi Tahun 2014 ini sudah naik beberapa kali dan tiap kali naik pasti supir angkot demo, mahasiswa demo, ibu-ibu rumah tangga demo, buruh juga demo. Memang hal ini juga terjadi ketika BBM naik tgl 18 Nov 2014, tapi tidak separah kenaikkan yang lalu. Mungkin karna gerak cepat dari kabinet kerja juga dengan menaikkan tarif organda, lalu UMP (upah minimum profinsi) yang serentak di tetapkan naik oleh pemerintah.

Apakah bisa kita bilang “WOW” untuk gerak cepat tersebut? Anda bisa nilai sendiri.

Bagi saya pribadi jika hasilnya belum ada, semua masih abu-abu alias belum jelas. Bukan awal yang menentukan tapi akhirnya. Rakyat Indonesia sudah sangat cerdas menilai dan menelaah mana yang baik dan tidak. Silahkan anda nilai sendiri.

By : Yoseph Kaburuan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline