Terasa susah sekali menuliskannya
Sampai tidak tahu lagi harus berbicara
Di depan mata hanya ada tembok menjulang
Mataku gelap
Kaki menuju pada arah tak jelas
Beton-beton ini terasa menjulang tinggi
Dan tanganku tak bisa meraba ujungnya
Lalu terdiam
Begini rasanya "buntu"
Meski tanpa izin, butiran hangat mata ini menyeruak
Bukan memberi solusi, mungkin ia hanya mencoba mendinginkan hati.