Lihat ke Halaman Asli

Yosep Efendi

TERVERIFIKASI

Penikmat Otomotif

Sang "Wanita Emas" DKI Menyodorkan 5000 Rupiah

Diperbarui: 8 Maret 2016   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tayangan "Wanita Emas" di salah satu berita/Dokpri"][/caption]Pagi ini (8/3/2016), sekitar jam 9.10, saya sedang asik me-review tulisan yang akan saya upload di Kompasiana, seperti biasanya, untuk rubrik otomotif. Sembari mendengarkan televisi yang ada di sebelah kiri saya. Ya, mendengarkan, mata saya fokus menatap layar laptop. Tetapi, tiba-tiba terdengar suara pembawa berita mengabarkan sebuah nama perempuan, yang katanya akan mencalonkan diri menjadi gubernur DKI, sedang membagian uang ke warga.

...

Awalnya, saya tidak tau nama itu, tetapi saya langsung menghubungkan nama itu dengan perempuan yang sering dijuluki “Wanita Emas”. Karena terkenal suka membagikan uang. Saya cukup intens mengikuti berita politik dan keramaian jelang Pilkada DKI. Julukan “Wanita Emas” itu beberapa kali saya dengar di televisi, baca dari berbagai media online dan ulasan di Kompasiana. Entah dari mana asal julukan dan siapa yang memberi julukan itu. Mungkin julukan itu berasal dari warga yang sering di beri uang, atau Ia sendiri dan pasukannya yang memberi julukan itu. Entahlah, itu tak penting.

...

Saat itu, saya langsung menoleh ke kiri dan memperhatikan layar televisi. Benar, ternyata itu berita tentang pengusaha wanita yang dijuluki “wanita emas” sedang membagikan uang Rp 5000 kepada warga. Menyodorkan uang Rp 5000 ke warga yang antri dan berdesakan di depannya. Belasan atau puluhan orang , yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak, menadahkan tangannya. Mengharap uluran lembaran uang pecahan lima ribuan. Miris sekali melihatnya.

[caption caption="Suasana pembagian sedekah 5000 rupiah/Dokpri"]

[/caption]Entah apa yang ada dalam pikiran pengusaha wanita itu. Dalam wanwancara, Ia mengaku hanya bersedekah. Ia pun mengaku membagikan uang tersebut hingga terjatuh jatuh. Saking antusiasnya warga terhadapnya. Lebih tepatnya, antusias warga terhadap uang yang dibagikan.

Ia bisa saja beralasan bahwa pemberian uang tersebut untuk bersedekah, bukan perilaku politik uang dalam upayanya untuk mencari popularitas dan meningkatkan elektabilitas. Tetapi, masyarakat sudah cerdas. Meskipun, mungkin jauh sebelumnya, sebelum ia mengenal politik dan sejenisnya, Ia sering bersedekah. Tetapi, apa yang dilakukan itu jelas akan dipandang sebagai upaya politik uang. Justru itu akan merugikan dan merendahkan citranya sebagai politikus dan juga terhadap partai yang akan mengusungnya nanti. Apalagi Ia mengklaim telah mendapat dukungan parpol.

Keseimpulannya, berhati-hatilah dalam bertindak dan bersedekah. Anda sedang diperhatikan banyak mata. Kini, masyarakat sudah sangat cerdas menilai.

Oke, itu saja, Salam Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline