Lihat ke Halaman Asli

M Yusuf Is

Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Penting! Ini yang Perlu Diperhatikan Ketika Seseorang Mengajak untuk Berinvestasi

Diperbarui: 17 Februari 2022   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: finance.detik.com

Fenomena investasi bodong sedang marak-maraknya di Indonesia. Seakan belum jeranya para pelaku mecari korban baru untuk menjadi santapan selanjutnya.

Satu bulan yang lalu seorang teman lama menghubungi saya melalui handphone mengajak saya untuk bergabung dalam sebuah program investasi.

Juga si teman meminta uang dalam jumlah tertentu, dengan keuntungan yang lumayan menggiurkan. Pada masa-masa sebelumnya saya ketahui bahwasanya dia pernah bergabung juga dengan sebuah platform investasi namun tidak terdata di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari sanalah saya menolak secara halus ajakan teman akrab tersebut karena track record sebelumnya dan tidak jelas legalitas perusahaannya.

Mengamati fenomena trend investasi bodong di tengah-tengah masyarakat maka ada beberapa hal yang wajib diketahui agar tidak terjebak ke dalam siklusnya.

  1. Waspada terhadap sesuatu yang baru, jangan asal di telan mentah-mentah ajakan seseorang sehingga akan berakibat fatal kedepannya
  2. Jangan tergoda dengan figur publik, orang terkenal, tokoh masyarakat, orang besar, dan sahabat dekat sehingga lupa memperhatikan legalitas perusahaan investasi bersangkutan.
  3. Selalu memahami bahwa sebuah perusahaan investasi yang sah adalah diakui keberadaannya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
  4. Jangan tergopoh-gopoh melakukan investasi tanpa menanyakan dan berkonsultasi kepada ahlinya.
  5. Sering membaca berita terkini, juga up to date terhadap dunia investasi, jangan pernah minder untuk mendapatkan pengetahuan dari berbagai media.

Demikianlah beberapa hal yang wajib di perhatikan oleh para calon investor di sebuah perusahaan investasi. Jikalau terlambat maka sungguh sangat merugikannya. Jika sudah terlambat apalah daya "Nasi Sudah Menjadi Bubur".(*)

(YS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline