Lihat ke Halaman Asli

M Yusuf Is

Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Bijak Keuangan di Tengah Wabah Corona

Diperbarui: 8 April 2020   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar | Liputan6

Covid-19 pertama sekali di temukan pada akhir tahun 2019 di Kota Wuhan Republik Rakyat China (RRC). Menurut beberapa sumber bahwasanya Corona nama lain dari Covid-19 bahawa itu muncul dari pasar hewan di daerah industri itu, pemicunya adalah dari hewan spesies kelelawar. Walaupun demikian berita yang beredar di lapangan namun belum 100 persen benar.

Berdasarkan karakteristiknya virus yang dinamakan SARS-kov-2 bisa bertahan pada beberapa material tertentu hingga beberapa jam lamanya, dan apabila disentuh akan berpindah pada posisi lain, sangat sensitive apabila terhirup ke dalam mulut dan hidung bahkan bisa menyebabkan kematian.

Banyak teori-teori lain bermunculan, menanggapi terkait kasus Corona, belum lagi dengan teori konspirasi juga ikut beredar menghiasi jagat media social.Terlepas dari teori konspirasi dan berbagai macam kabar miring yang beredar, virus ini telah banyak mamakan korban jiwa di seluruh dunia.

Data yang dikumpulkan Worldometers, total angka kasus positif Covid-19 di dunia telah mencapai 1.276.732 pasien. Setidaknya 208 negara telah terpapar pandemi. Sebanyak 69.529 pasien positif corona di seluruh dunia telah meninggal dunia. Selain itu, pasien yang berhasil sembuh dari penyakit Covid-19 sudah sebanyak 265.956 orang ( Sumber : tirto.id ).

Pandemi Wabah Virus Corona telah memunculkan permasalahan di tengah-tengah masyarakat global yang sangat luar biasa, barangkali kejadian serupa belum pernah di rasakan pada beberapa decade belakangan ini.Beberapa sektor krusial yang berimbas diantaranya, sektor ekonomi, kesehatan, pariwisata yang berpengaruh pada skala global. 

Bahkan jika kondisi demikian berjalan-terus menerus akan menyebabkan ekonomi sebuah Negara akan menjadi lemah bahkan lumpuh, kondisi tersebut tentu di khawatirkan oleh siapa saja.Dalam kondisi ekonomi yang serba tak jelas kedepannya, sudah sepatutnya waspada dan tidak adanya kepanikan massal yang berakibat lebih fatal lagi, melebihi kepanikan menghadapi wabah virus corona. 

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan (SKK) diantaranya kita harus selalu menghindari penumpukan sembako, belanja dengan ketakutan yang luarbiasa muncul pada individu. Disaat sembako di timbun oleh beberapa individu maka orang lain yang membutuhkan tidak mendapat apa-apa untuk keluarganya. Maka orang lain akan ikut panik sehingga menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Selayaknya pada hari ini positif thinking dengan apa yang di lakukan oleh pemerintah untuk rakyatnya, percayakan saja bahwa mereka akan mampu melakukan tugas-tugasnya sebagai pengemban amanah di Negara ini. Selanjutnya kita sebagai rakyat juga harus bersikap bijak dalam keseharian. Berhemat dan membeli barang keperluan pokok saja, tinggalkan perkara skunder untuk sementara waktu.

Memakai ADP (alat pelindung diri) dalam berpergian, misalkan masker, menjaga jarak antara orang lain ( Phiscal Distance ). Selalu mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memutuskan mata rantai tersebarnya virus yang telah melanda lebih 200 negara di dunia.

Cuci tangan memakai hand sanitizer, selalu ganti baju saat kembali kerumah sebagai upaya tidak menyebar melalui peranta baju yang kita pakai. Berbijak diri dalam bermedia social karena berita hoaks salah satu corongnya adalah media social, untuk mencegah kepanikan massal yang berlarut di masa yang akan datang.

Jika kita salah seorang yang hobi mendapatkan berita dari media social, maka kita harus sangat bijak. Jangan menelan mentah-mentah dengan apa yang kita dapatkan, harus benar-benar menyaringnya dan memastikan mendapat berita dari saluran resmi yang ada legalitas dari pemerintah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline