Lihat ke Halaman Asli

M Yusuf Is

Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Kartu Kuning, Kenapa Tidak?

Diperbarui: 11 Februari 2018   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Beberapa saat yang lalu seantero Indonesia di hebohkan dengan Kartu Kuning ala Zaadiit, kartu kuning yang di tujukan pada orang nomor satu Indonesia. Ini sejarah baru bagi Indonesia mengenai kartu kuning, ide kreatif dari seorang mahasiswa tanpa melukai Fisik seseorang. Katakan saja Zaditt Ibaratnya rambu lalu lintas di jalan raya, merah, kuning dan hijau.

Zaddit telah mewakili notabene rakyat Indonesia yang kurang puas dengan apa yang telah di capai oleh pemangku pemerintahan saat ini, tentunya bukan hanya untuk bapak Joko Widodo saja akan tetapi untuk seluruh komponen bangsa yang merasa bertanggung jawab dengan kondisi bangsa saat ini hingga mengundang kekhawatiran yang mendalam yang patut di perhatikan.

Makna kartu kuning, ibaratnya lampu kuning bukannya jangan berjalan akan tetapi harus ekstra hati-hati dalam berjalan sehingga tidak merugikan siapapun didalamnya. Jangan ngebut-ngebut entar ketabrak orang, jangan pula berhenti entar disenggol dari belakang.

Kebetulan saat itu sedang Santer berita mengenai kasus kurang gizi di Papua, jadi sebagai anak bangsa merasa ingin kebahagian hidup bernegara dirasakan oleh masyarakat yang hidup di berbagai belahan pulau di Nusantara, maka muncullah kartu kuning, hingga kartu hijau kembali lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline