Apakah Anda mengenali film animasi anak-anak ini? Ya, film garapan Disney dan Pixar ini ditonton oleh masyarakat Indonesia pada 22 November 2017 lalu. Film ini mengisahkan seorang anak, Miguel Rivera yang mengikuti jejak kakek buyutnya untuk menjadi seorang musisi. Sinema buatan Lee Edward Unkrich ini diangkat dari kehidupan masyarakat di Meksiko.
Petualangan bocah 12 tahun ini dimulai ketika ia memetik gitar yang terdapat dalam museum musisi idola mereka 'Ernesto de la Cruz'. Miguel memetik gitar tepat di perayaan Hari Orang Mati di Meksiko. Akibat perbuatannya, ia masuk ke dunia arwah 'Land of the Dead' dan bertemu dengan kerabatnya yang sudah lama meninggal. Begitulah kira-kira klimaks dari film ini.
Film yang terinspirasi dari budaya tradisional masyarakat Meksiko ini memenangkan kategori Film Animasi Terbaik dalam ajang Golden Globe Awards2018. Coco diklaim sebagai film dengan pendapatan lebih dari US$500 juta dari seluruh dunia dan mencetak sejarah dalam perfilman Meksiko. Selain mengangkat budaya tradisionalnya, film ini juga mempopularitaskan Desa Paracho yang menjadi pusat produksi gitar tradisional Meksiko. Secara tidak langsung, film ini mendongkrak perekonomian dengan membawa nama desa pusat produksi gitar Meksiko.
Mungkin Anda sudah bisa menerka mengapa 27 Februari ditetapkan sebagai Hari 'Coco'. Tentu saja karena prestasi yang diukir oleh film garapan Disney dan Pixar ini. Dilansir dari CNNIndonesia Tepat pada hari Selasa (27/2) kemarin, Anggota dewan Kota Los Angeles, Gil Cedilo mendeklarasikan 27 Februari sebagai 'Hari Coco' di Los Angeles. Sungguh apresiasi yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H