Lihat ke Halaman Asli

Soft Selling : Politik di Balik Kantong Bakmie

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13924375361615548467

Pagi ini (15/2/2014) sepulang dari mengantar istri saya, yang mengikuti sebuah seminar kewirausahaan, saya iseng mencari "sesuatu:" untuk mengisi perut saya yang sudah berbunyi sepanjang perjalanan dari Tebet menuju kedoya. Jalanan cukup lenggang di hari sabtu ini, dan saya membelokkan kendaraan memasuki komplek Sunrise Garden untuk mencari tukang bakmie langganan saya. Bakmie Charlie, namanya, tepat mangkal di depan sekolah Penabur.

"Dua mie pangsit, Bungkus ya ...." ujar saya. "OK Bos ......" singkat jawabnya.

Sambil ngomong, ngalor ngidul .... tiba-tiba mata saya tertumbuk pada kantong plastik yang tergantung di tepi gerobak Charlie. Saya perhatikan lebih jelas, dan .... oaallaah ternyata plastik bakmie yang tergantung di gerobak bakmie bergambar seorang tokoh politik negeri ini yang sedang mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPD di pemilu mendatang.

"Cukup Kreatif" ujar saya pada Charlie, mengomentari iklan lengkap dengan foto diri calon anggota DPD tersebut. "Iya nih, titipan dari warga dekat sini ...."ujar Charlie sambil memperlihatkan seonggok kumpulan plastik sejenis berwarna dasar putih.

Sepintas terlintas di benak saya istilah "Soft Selling" yang artinya kurang lebih teknik penjualan yang halus dan tidak langsung to the point. Terlepas dari sekedar "Soft Selling" di balik kantong bakmie, namun ide tersebut cukup membuat orang memberi perhatian lebih, dibanding apabila kantong tersebut sekedar kantong biasa yang habis pakai buang. Alangkah lebih baik lagi, bila dibalik kantong, diberikan kata-kata mutiara / motivasi sehingga memberikan sedikit manfaat lebih bagi pembaca dan pengguna plastik kresek tersebut. Saya ingat beberapa waktu yang lalu, salah satu gerai kopi yang cukup terkenal sering menaruh "motivational quote" dibalik tutup gelas dan juga plastik roti-nya. Dan berdasarkan survey, ternyata terjadi peningkatan penjualan di seluruh gerainya dengan jurus tersebut.

Sekalipun "muatannya" politik, namun menurut saya ini lebih santun dan bermanfaaat daripada perang baliho dan spanduk yang cukup "mengganggu" di sekitar kita.

Bagaimana menurut anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline