Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Memahami Misteri Kematian (Refleksi atas Kematian Pastor Yohanes Eduard, SVD)

Diperbarui: 8 Desember 2024   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pastor Yohanes Eduard SVD ketika Beraudiensi dengan Paus Fransiskus di Vatikan /Foto dari Facebook, koleksi pribadi.

Memahami Misteri Kematian (Refleksi atas Kematian Pastor Yohanes Eduard, SVD)

"Di hadapan mautlah teka-teki kenyataan manusia mencapai puncaknya. Manusia sungguh menderita bukan hanya karena rasa sakit dan semakin rusaknya badan, melainkan juga, bahkan lebih lagi, karena rasa takut akan kehancuran yang definitif. Memang wajarlah perasaan berdasarkan naluri hatinya, bila mengelak dan menolak kehancuran total dan tamatnya riwayat pribadinya untuk selamanya."

Demikian kata bapak-bapak Konsili Vatikan II mengenai misteri kematian dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern, Gaudium et Spes, no. 18.

Kematian itu kadang tidak bisa diterima manusia dengan akal sehat karena sering datang secara mendadak, menimpa orang-orang baik, yang masih muda, dan justru pada orang-orang yang kita cintai. 

Tulisan ini hendak menjelaskan atau sekurang-kurangnya mengobati rasa penasaran dari segi pandangan gereja Katolik, untuk menerima kematian sebagai sebuah misteri yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang anak manusia.

Tulisan ini juga ditampilkan penulis sehubungan dengan kematian Pastor Yohanes Eduard, SVD, Provinsial SVD Timor, yaitu Pemimpin para Imam dan Bruder dari Societas Verbi Divini (SVD)  atau yang dikenal dengan Serikat Sabda Allah, pada Sabtu, 07/12/2024.

Tulisan ini berturut-turut membahas tentang mengapa kematian itu menimpa orang-orang baik yang kita kenal dan cintai; Kematian bukan akhir, melainkan perubahan hidup; Siapakah sosok Pastor Yohanes Eduard, SVD itu; dan mengakhiri tulisan dengan sebuah kesimpulan.

Mari kita ikuti satu per satu bagian. Semoga bermanfaat.

Mengapa Kematian Menimpa Orang-Orang Baik dan yang Kita Cintai?

Sebuah pertanyaan abadi yang selalu dilontarkan menghadapi kematian seseorang yang dianggap orang baik, seorang yang dikasihi dan tokoh yang mati muda.

Berhadapan dengan peristiwa kematian seperti itu teologi gereja Katolik mengajarkan bahwa kematian itu ialah kenyataan yang paling pasti di dalam hidup kita. Hidup manusia di dunia ini bukanlah hidup tetap yang tidak berakhir, melainkan hidup yang berlangsung hanya selama jangka waktu tertentu, yang tidak begitu lama. Kenyataan kematian itu mewarnai seluruh hidup manusia. Lantas, mengapa justru orang baik harus mati lebih dahulu?

Persoalan siapa lebih dahulu, siapa kemudian, juga adalah persoalan abadi yang tidak pernah tuntas mendapatkan jawabannya. Apakah Tuhan Sang Pemberi kehidupan itu, pilih kasih dalam hal ini? Tentu saja tidak.

Ia adalah Allah yang Maha baik untuk semua orang, "yang  menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang-orang benar dan orang yang  tidak benar" (Mat 5: 45). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline