"Menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan" (Stephen King)
KOMPASIANA telah berulang tahun ke-16. Karena itu pada momen yang berbahagia ini patutlah kita mengucapkan "Selamat Berbahagia" telah menjadi 'rumah' yang nyaman bagi setiap orang yang mau belajar menulis dan menulis.
Tentu bukan saja kepada Kompasiana ucapana ini ditujukan, tetapi juga kepada semua Kompasianer yang selama 16 tahun malang melintang bersama Kompasiana belajar menulis hingga menjadi penulis.
Terus terang, saya tertarik untuk ikut bergabung dalam Kompasiana bukan semata-mata karena saya seorang penulis, tetapi terutama karena saya mau belajar untuk menulis.
Karena itu saya selalu membandingkan tulisan saya dengan tulisan para Kompasianer yang hebat-hebat. Pada awalnya, saya memang merasa ragu untuk memosting tulisan pada Kompasiana.
Saya menemukan diri bahwa isi tulisan saya masih sangat kurang dari teman-teman. Namun berkat membaca dan belajar dari tulisan-tulisan para Kompasianer, akhirnya sampai saat ini dari 486 tulisan, 58 di antaranya boleh menjadi Artikel Utama.
Tentu saja ini bukanlah sebuah prestasi, tetapi berkat usaha dan perjuangan yang keras akhirnya boleh mencapai jumlah tersebut meskipun sampai saat ini saya belum termasuk yang mendapatkan centang biru.
Dan itu saya tahu alasan mengapa sampai saat ini saya belum mampu menjadi penulis bercentang biru. Karena itu saya tidak kurang hati .....
Sebagai sesama pembuat konten, pada awalnya saya merasa termotivasi untuk terus menulis di Kompasiana karena 3 (tiga) alasan ini:
Pertama, Saya termotivasi oleh para Kompasianer yang lebih Senior.
Dalam hal ini terutama para Kompasianer senior dan lansia yang tetap semangat untuk menulis setiap hari, seperti Oma Roselina Tjiptadinata; Opa Tjiptadinata Efendi. Saya sangat termotivasi oleh keduanya.
Apa yang saya suka dari kedua Kompasianer Senior ini? Meskipun keduanya sebagai suami istri yang sudah merayakan 50 tahun perkawinan dan usianya yang sudah 80-an tahun, toh mereka tetap semangat untuk menulis. Ya, kadang sebagai penulis muda saya 'irihati dengan mereka". Tapi justeru karena itulah mereka menjadi motivator bagi saya yang masih muda ini untuk terus menulis. Terimakasih kepada Opa Tjip dan Oma Rose, telah menjadi motivator utama bagi saya untuk terus menulis. Semoga dengan perayaan 16 tahun Kompasiana ini, saya semakin komitmen.