Ibu merupakan sosok yang paling berjasa dalam hidup setiap orang. Karena ibu adalah wanita yang telah mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendidik anak-anaknya.
Ia adalah sosok yang bekerja tanpa pamrih dan tak mengharapkan balasan apapun baginya, selain demi kebahagiaan putra-putrinya. Dengan ikhlas ia merawat dan melayani mereka, bukan hanya hingga mereka dewasa dan mandiri, tetapi sampai mereka mati.
Karena itu, ibu adalah segala-galanya, tidak ada yang bisa menggantikannya.Ia juga adalah cahaya indah bagi anak-anaknya. Akan terasa nyaman bila berada di dekatnya, hati pun terasa damai dan bahagia bersamanya.
Tulisan ini saya buat sebagai sebuah refleksi atas peranan seorang ibu dalam kehidupan manusia, yang kematiannya menjadi kehilangan segala-galanya.
Tulisan ini juga sebagai ungkapan perasaan penulis akibat kehilangan ibu beberapa waktu lalu. Ibuku telah meninggal dunia pada Sabtu, 13/7/2024. Beristirahatlah Dalam Damai Wanita Hebatku!
Saya tahu bahwa ada beragam cara yang bisa dilakukan sebagai tanda syukur kepada ibu tercinta. Kiranya tidak cukup dengan menangis berderai air dan bersedih berdukacita.
Namun ada juga cara lain untuk terus mengenang kehadiran sosok seorang ibu yang tanpa banyak kata-kata terucap dari bibir dan mulutnya, namun lebih banyak melakukan tindakan kasih dan pelayanan bagi anak-anak dan keluarganya.
Saya lebih memilih untuk mengabadikan kasih seorang bunda dengan menuliskan di sini, supaya kenangan itu tiada terlupakan, seperti kasih ibu yang berlangsung sepanjang hayat dikandung badan.
Sosok Ibu
Ibuku bernama Hermina Matsel Mafenat. Sebuah nama yang indah. Nama Hermina diambil dari nama seorang kudus yakni Santa Hermina sebagaimana kebiasaan pemberian nama dalam tradisi Katolik, yaitu nama seorang biarawati kudus yang dirayakan pada setiap tanggal 9 Juli.
Sisipan nama Matsel diambil dari nama nenek moyang suku Mello yang datang dari Oecusse-Ambeno-Portugal pada abad ke-16. Dan nama belakang Ma'fenat merupakan nama sebuah suku yang menguasai wilayah Nifuboke di Noemuti yaitu Tiser-Ma'fenat yang selalu akan dituturkan ketika terjadi perbincangan sejarah atau bertutur adat.