Pengarang Legendaris Indonesia, Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan: "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Karena itu menulis adalah bekerja untuk keabadian." (1925 - 2006).
Kemajuan teknologi informasi dewasa ini terutama kehadiran teknologi android telah membuat para siswa-siswi di sekolah tidak lagi menjadikan buku dan pena sebagai alat tulis menulis yang utama.
Untuk membuktikan pernyatan di atas, dapat dilihat pada minat baca dan tulis siswa-siswi di sekolah. Ada berapa banyak siswa-siswi yang menghabiskan waktu senggangnya di perpustakaan sekolah untuk membaca. Dan kalau mereka menulis, hasil tulisan mereka hampir-hampir tidak bisa terbaca dengan baik.
Menyadari hal itu, pihak Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur di bawah pimpinan Kepala Sekolah, Vincentius Fernandez, S.Pd bersama para guru menyelenggarakan kegiatan workshop jurnalistik bagi para siswa.
Workshop jurnalistik ini dimaksudkan untuk mendampingi siswa-siswi peminat jurnalistik untuk mengetahui kaidah-kaidah serta unsur-unsur penting dalam dunia tulis menulis.
Mengenal SMAN 2 Tasifeto Barat
Namanya Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tasifeto Barat atau lebih dikenal dengan SMANDU Tasbar. Sekolah ini berdiri pada tanggal 13 Februari 2014.
Sekolah yang beralamat di jalan Nenuk Oan Babinu, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu ini pada tahun ajaran 2023/2024 mempunyai jumlah peserta didik sebanyak 498 siswa dengan jumlah guru dan tendik sebanyak 49 orang.
SMA Negeri 2 Tasifeto Barat memiliki jumlah rombongan belajar sebanyak 15 rombel.
Kepala sekolah pertama adalah bapak Drs. Mikhael Bria. Hasil akreditasi sekolah oleh BAN-SM tahun 2024 adalah A. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum Merdeka.