Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Bagaimana Sebaiknya Pemasangan Alat Peraga Kampanye

Diperbarui: 19 Januari 2024   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Alat Peraga Kampanye (sumber;Antara foto)

Kemarin begitu Kompasiana mengangkat topik Alat Peraga Kampanye (APK), saya langsung saja ke luar rumah menuju tempat-tempat yang ramai dengan pemasangan APK.

Memang betul adanya bahwa karena saking banyaknya Alat Peraga Kampanye (APK) berupa baliho dengan berbagai macam ukuran yang terpasang pada suatu lokasi menyebabkan pemandangan yang kurang sedap dipandang mata. Ada baliho yang miring ke kiri, ada yang miring ke kanan, bahkan ada yang tumbang. Itulah pemandangan umum sore itu yang saya lakukan untuk sekedar membuktikan sedikit kebenaran topik pilihan pada Kompasiana kita.

Saya juga sempat berbincang-bincang dengan beberapa orang yang mungkin memiliki pandangan yang hampir serupa dengan saya. Sebab kelihatannya orang tersebut juga berdiri memperhatikan, sambil menggeleng-geleng kepala menyaksikan pemandangan yang tak lazim pada hari-hari biasa.

Memang benar bahwa Alat Peraga Kampanye (APK) sangat penting sebagai media promosi para calon yang akan terlibat baik di Pilpres maupun di Pileg. Dan rupanya untuk saat ini, APK berupa spanduk dan baliho masih sangat perlu. Namun yang menjadi persoalan dan diangkat menjadi topik pilihan diskusi adalah cara menempatkan APK, bentuk dan ukuran, serta di mana seharusnya APK itu ditempatkan.

Menurut peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU)  Nomor 23 Tahun 2018, Alat Peraga Kampanye (APK) yang diijinkan untuk dipakai sebagai media promosi itu berupa gambar atau simbol yang memuat visi,misi dan program serta informasi-informasi mengenai peserta pemilu. Dan alat peraga yang dimaksudkan itu biasanya dibuat dalam bentuk baliho, umbul-umbul, spanduk dan billboard yang terpasang di depan jalan umum sehingga mudah diakses oleh khalayak.

Ada seorang teman dekat saya pernah berseloroh demikian, 

"Wah ternyata kalau mau jadi Presiden atau anggota Legislatif, kita harus bisa memanjat pohon!"

"Memangnya kenapa begitu?", tanyaku.

"Kan foto-foto kita harus dipancang di atas pohon!"

Ya begitulah pemandangan hari-hari terakhir memasuki masa kampanye ini. Hampir seluruh bagian samping jalanan dipenuhi dengan gambar Capres/Cawapres dan para Caleg.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline