SETIAP tanggal 10 dalam bulan entah kena hari apa saja, Kombas alias Komunitas Basis Gelombang Cinta mengadakan pertemuan bulanan.
Pertemuan tetap bulanan itu dilakukan secara bergilir berdasarkan nama anggota yang keluar sebagai pemenang 'tender', demikian kami biasa menyebutnya.
Maaf, tender di sini tidak dimaksudkan sebagai pemegang proyek. Tetapi maksudnya yang namanya keluar sebagai penerima arisan. Ya, soalnya dalam pertemuan bulanan itu selain kami membahas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan komunitas basis yang dibentuk oleh Koperasi Kredit CU Kasih Sejahtera, kami juga melakukan penarikan lotre arisan bulanan yang besarnya disesuaikan dengan sikondom alias situasi dan kondisi masyarakat kami.
Yang menjadi agenda pertemuan bulanan adalah soal simpan pinjam anggota yang sudah, sedang dan akan berjalan; bagaimana penyetoran angsuran, apakah berjalan lancar atau tidak; siapa-siapa saja yang akan mengajukan pinjaman pada bulan ini; kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan lembaga dalam waktu dekat; dan informasi baru seputar perkembangan lembaga credit union Kasih Sejahtera.
Kesempatan pertemuan ini pula menjadi kesempatan silaturahmi antaranggota dan keluarga. Karena itu kesempatan ini biasanya dimanfaatkan oleh keluarga yang menjadi tuan rumah pertemuan itu untuk menyiapkan suguhan pangan lokal atau makanan dan minuman ringan alias mamiri.
Satu hal yang menarik bahwa telah menjadi kesepakatan bersama agar dalam pertemuan tersebut lebih diutamakan menyuguhkan makanan dan minuman lokal atau mamilok. Makanan dan minuman atau pangan lokal itu biasanya dihasilkan dari pekarangan rumah sendiri.
Untuk itu dalam tulisan ini, penulis hendak mengemukan 6 (enam) produk makanan lokal yang sudah pasti akan disajikan pada setiap pertemuan Kombas dan itu paling disukai oleh para anggota.
Selain karena berupa produk lokal, juga lebih banyak direbus, bukan digoreng. Ya sekedar menghindari kebanyakan gula dan kolesterol, enak dan bergizi tinggi lho...
Mau tahu keenam produk lokal yang umumnya dari hasil pekarangan rumah itu, yuk ikuti uraian berikut:
1. Sagu atau Puta' Laka (Dawan) atau Aka Bilan (Tetun)
Makanan lokal orang Timor yang satu ini biasanya terbuat dari isi pohon enau atau gewang. Bila sudah terlihat matang atau tua dan memiliki isi yang bagus, orang akan menebang pohonnya, kemudian menguliti dan mengambil isinya.
Sesudah itu, isinya dipotong-potong lebih kecil, dijemur hingga kering, kemudian ditumbuk menjadi halus dan diayak.
Selanjutnya dibuat adonan khusus yang dicampur dengan sedikit garam, air dan ditambahkan parutan kelapa, kemudian disangrai dengan peralatan yang khusus, yang oleh orang Tetun sebut Babilak sedangkan orang Dawan menyebutnya 'Lalak'.
Hasilnya berbentuk semacam 'gorengan' tipis-tipis yang enak bila dinikmati bersama kopi panas atau teh hangat. Aduhai nikmatnya.
2. Ubi Kukus atau Laku Tobe' (bahasa Dawan)
Penganan yang diberi nama "Laku' Tobe" atau Ubi Kukus ini terbuat dari bahan pokok ubi kayu atau singkong kering. Orang Timor biasanya membuatnya dari gaplek (ibu kayu yang telah dikeringkan) yang ditumbuk halus, diayak, lalu dicampur dengan parutan kelapa, garam, dan air secukupnya saja. Supaya ada rasa manisnya ditambahkan sedikit gula air atau gula merah.
Disebut 'Laku Tobe' karena mal yang dipergunakan untuk membuatnya itu berbentuk seperti kerucut (tobe', biasanya ibu-ibu Timor menganyamnya dari daun lontar). Bila ubi kukus atau Laku Tobe' itu dibuat menggunakan tobe' yang asli dari daun lontar akan terasa sekali wangi asli daun lontarnya saat kita menikmatinya.
3. Pisang Rebus atau Uik Hana' (bahasa Dawan)
Salah satu makanan lokal yang disajikan dalam setiap pertemuan Kombas Gelombang Cinta adalah pisang rebus atau Uik hana' (Dawan) dan Hudi daan (Tetun). Biasanya ibu-ibu memilih pisang yang sudah metang benar. Juga tidak semua jenis pisang bisa direbus atau enak dimakan bila direbus. Pisang yang umumnya dipilih untuk direbus adalah pisang Dili, pisang Kapok (tapi yang matang betul), dan terlebih pisang Luan (khas Timor) yang khusus untuk direbus.
Tidak cukup pisang rebus, biasanya harus ditambah dengan temannya yaitu sambal tomat mentah ditambah sedikit perasan jeruk nipis dan lombok segar. Duhhh...nikmatnya!
4. Jagung Bunga atau Popcorn atau Pen Botof' (bahasa Dawan)
Sajian yang lain yang selalu dinanti-nanti baik oleh anak-anak maupun orang tua adalah 'jagung bunga'. Di Timor ada sejenis jagung lokal yang khusus untuk digoreng jadi jagung bunga. Itu rasanya lain dari jagung bunga yang dijual di toko. Tapi karena perkembangan zaman, jenis jagung bunga lokal ini hampir hilang. Sekarang untuk menyajikan kepada tamu atau untuk pertemuan seperti ini, orang membeli dari pasar atau toko. Kemudian tinggal disangrai dan disajikan. Nikmat bersama kopi atau teh hangat.
5. Ubi Jalar Rebus atau 'Loel Hana' atau Singkong Rebus, Lauk Hana' (bahasa Dawan)
Bagi orang Timor, tiada pertemuan tanpa makan ubi rebus baik ubi kayu atau singkong maupun ubi jalar. Ubi kayu selalu ada di pekarangan rumah. Demikian pun ubi jalar.
Singkong rebus mengandung karbohidrat, sedikit protein, dan lemak. Singkong juga memiliki kandungan serat, vitamin, dan mineral yang tentu saja sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Bahkan ubi rebus atau singkong sangat dianjurkan bagi yang memiliki keluhan gula tinggi. Tetapi juga mungkin tidak boleh dikonsumsi berlebih bagi yang memiliki keluhan asam urat.
6. Kue Cucur atau Bolo Kbubu'
Kue cucur atau kadang disebut kue solo, sangat digemari bila dibuat dengan baik dan kurang minyak. Orang Timor sering membuat guyonan yang lucu tentang kue cucur ini. Mereka sering menyebutnya, "Kue tengah babangka, pinggir babunga". Artinya, kue yang bagian tengahnya kembung, dan bagian pinggirnya berbunga.
Biasanya terbuat dari sedikit terigu ditambah tepung beras, lalu dicampur dengan gula air atau gula merah, dan sedikit garam. Kadang orang menambahkan sedikit rasa kayu manis. Enak dinikmati bersama kopi, teh atau susu, bila masih agak panas.