Tulisan ini saya turunkan sehubungan dengan kejadian yang baru-baru ini dialami oleh Panitia Penyelenggara Pekan Pameran Ekonomi Kreatif di alun-alun depan Keuskupan Atambua Lalian Tolu, Kabuapten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Suasana pekan pameran ekonomi kreatif ketujuh yang diselenggarakan oleh Dewan Pastoral Keuskupan Atambua pada Senin sampai Sabtu, 18 sampai 23 September 2023 yang adem ayem itu tiba-tiba diporakporandakan oleh datangnya angin puting beliung.
Seperti tamu yang tak diundang pada pesta pernikahan itu, demikianlah kehadiran angin puting beliung di Kamis siang, 21/9/2023 pkl. 11.30 itu telah menyebabkan rusaknya beberapa stan pameran.
Setelah diselidiki, ternyata lokasi kejadian angin itu selalu menjadi tempat lewatnya angin puting beliung selama ini. Orang seolah-olah sudah memiliki semacam "kepercayaan" bahwa tempat itu adalah jalannya angin puting beliung.
Seperti dirilis oleh pusdataru.jatengprov.go.id, angin puting beliung adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan 120 km/jam atau lebih.
Menurut penjelasan sumber itu, angin puting beliung sering terjadi pada wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin puting beliung tentu bukanlah angin biasa. Tetapi di mana ada angin puting beliung di sana dikategorikan bencana. Jadi bencana ini disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana angin puting beliung?
Angin puting beliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cb akan menimbulkan angin puting beliung.
Kehadiran atau terjadinya angin puting beliung itu belum dapat diprediksi. Biasanya terjadi angin puting beliung itu secara tiba-tiba antara 5 sampai 10 menit saja pada area skala yang sangat lokal.