Pengalaman pertama yang sungguh mengesankan akan menjadi kenangan yang tiada terlupakan. Naik Kereta Api Commuter sungguh menyenangkan, karena selain cepat dan aman, juga bersih dan tepat waktu. Itulah kesan penulis pada pertama kali naik kereta api. Waktu itu setahun silam ketika penulis berada di kota Jogyakarta untuk menghadiri wisuda puteri pertamaku, Carolina Chiara Hello. Kesan pertama sungguh menyenangkan tak terlupakan!
Usai mengikuti acara wisuda dan jalan-jalan menyusuri kembali lorong-lorong yang pernah kulalui belasan tahun silam tatkala mengikuti pendidikan lanjut di bilangan Jalan Kaliurang Km. 7. Kini ketika tiba waktunya untuk kembali ke tanah Timor manise, kusempatkan diri naik Kereta Api.
Tapi aku sempat ragu-ragu karena ini merupakan pengalaman pertamaku naik KAI Commuter. Untunglah ada puteriku yang menawarkan diri untuk mengantar bapaknya sampai ke Yogyakarta International Airport (YIA).
Memang penulis pernah naik kereta api dari Jakarta ke Purwakarta. Tapi itu sudah lama nian. Apalagi saat ini semua petunjuk serba online. Bagi kami yang dari kampung mesti banyak belajar mulai dari mengaktifkan mata, telinga dan bertindak.
Maka tentu saja terima kasih kepada puteriku CCH yang siap mengantarkan ayahnya ke YIA biar tidak kesulitan naik kereta. Tapi ternyata apa yang ditakutkan penulis, ternyata tidak terjadi.
Sekarang ada banyak kemudahan yang kita peroleh saat hendak naik KAI Commuter. Apa saja kemudahan yang ditemui di KAI Commuter itu?
1. Para Petugas KAI yang ramah.
Mulai dari penyambutan calon penumpang pada saat membeli tiket, memasuki ruang tunggu, semuanya serba ramah, itulah kesan pertama mengenai petugas. Salam, Senyum, Sapa sudah menjadi tradisi yang baik dan bagus yang menunjukkan keramahan kita sebagai bangsa Indonesia.
Terima kasih kepada PT. KAI Commuter yang telah melatih dan menyiapkan petugas-petugas yang ramah yang tentu saja tidak ditemui di angkutan atau terminal lainnya. Itulah sebuah kemajuan dari bidang sumber daya manusia. Kalau dulu, stasiun kereta api dianggap sangar karena ada banyak praktek kekerasan. Sekarang semua itu tidak ditemui lagi.
2. Adanya panduan naik KAI Commuter yang disiapkan
Saat ini tentu sangat berbeda dengan pengalaman puluhan tahun silam. Kalau pengalaman puluhan tahun silam, seseorang yang baru utnuk pertama kali hendak naik kereta, tentu harus menelpon ke sana ke mari untuk mencari tahu cara naik kereta api, atau paling kurang mencari panduan secara offline.
Kini sudah lain ceritanya. Bila ingin mendapatkan informasi atau panduan tertulis naik KAI Commuter, kita tak perlu pusing tujuh keliling. Kita cukup klik KAI Cummuter atau googling kita langsung mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat mengenai aturan naik KAI.
Selain itu, kita juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Hanya dalam hitungan detik atau tarikan nafas, semua informasi yang kita butuhkan tersedia di depan mata kita.
Luar biasa kemajuan ini yang juga dimanfaatkan oleh PT. KAI Commuter dalam pelayanan kepada pemakai jasa atau penumpang. Dengan itu terjadilah sebuah siklus saling menguntungkan yang disebut simbiosis mutualism.
3. Selalu ada orang baik di sekitar kita.
Sebagai makhluk sosial, kita saling membutuhkan. Ada begitu banyak orang di sekitar kita. Mereka itu adalah orang baik. Mereka seperti malaikat penolong yang selalu setia membantu di saat kita membutuhkan.
Sebuah contoh kecil, ketika penulis ragu-ragu apakah KAI yang datang itu yang akan mengantar kami ke YIA? Seseorang mengatakan kepadaku:
"Maaf, bukan pak. Kereta dengan tujuan YIA belum tiba!"
"O, ya. Terima kasih", balasku.
Memang, selalu orang katakan, kita perlu hati-hati karena "di antara 1000 orang baik, pasti ada 1 orang yang berniat jahat". Tetapi dari tutur kata, sikap dan terutama 'kedalaman hatinya' kita bisa tahu apakah orang ini baik atau jahat?
Maka sebelum kita memercayai bantuan atau pertolongan seseorang, sikap kehati-hatian dan kewaspadaan harus selalu ada. Apalagi di bilangan kota besar, semua pasti ada modusnya, sebab "tidak ada makan siang gratis!"