"Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita" (Bola.com)
Judul tulisan ini bukanlah milik saya. Judul ini merupakan hasil rangkuman dari diskusi bersama dalam suatu grup WhatsApp keluarga. Diskusi itu memang sehubungan dengan salah seorang anggota keluarga yang sakit, dan divonis sakit jantung coroner sehingga harus dipasang ring pada jantungnya.
Namun karena RSUD tidak mempunyai fasilitas untuk itu, maka Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua menganjurkan agar dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Sangla di Denpasar Bali.
Setelah menjalani pengobatan di RSUP Prof. dr, I.G.N.G. Ngoerah itu dan dipasang ring pada jantungnya, ternyata pada beberapa hari terakhir ini nampak mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Saat menyaksikan foto si sakit yang kini sudah sembuh itu, banyak komentar di antara bersaudara mengenai si sakit, sebagai berikut:
"Puji syukur bapa bot su sembuh dri sakitx...";
"Terima kasih utk dukungan doa semua keluarga besar Dalung. Tuhan memberkati kita semua";
"Awii saya pikir ini turis dari mancanegara. Soalnya tanta Sinta pung topi menggoda na...hhh. Syukur om Empy sdh sehat";
"Puji Tuhan, jj di mana sayang...."
"Di pantai Kuta mak Ela..."
"Senang eh. Akhirnya om Empi dan tanta Sinta bisa lihat Bali juga".
"Iya tanta Erna, trimakasih atas bantuan doa, karna hanya dgn kekuatan doa basaudara semua kk Empi bisa sembuh. Dan kesehatannya sda mulai pulih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin";
"Iya tanta Erna. Ada hikmah di balik peristiwa sakit ini. Mama baru pertama naik pesawat."
"Wah, luar biasa!"
Itulah cuplikan dari diskusi di whatsApp grup mengenai peristiwa sakit yang dialami seorang saudara dan kini mulai pulih dan bisa jalan-jalan di pantai Kuta bersama istrinya.
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari diskusi tentang sakit di atas, yakni:
1. Kesembuhan yang sudah dialami si sakit dari penyakitnya itu semata-mata atas bantuan rahmat Tuhan. Ini kebenaran yang tidak bisa disangkal oleh umat beragama.
2. Kesembuhan yang terjadi oleh campur tangan Tuhan itu, karena bantuan doa dari semua basaudara, sebagaimana bunyi firman Tuhan dalam Yak 2: 16, "Doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya".
3. Ada hikmah di balik peristiwa sakit ini, yakni "Kk Empi dan kk Sinta bisa melihat pulau Bali; dan "mama baru pertama naik pesawat". Jadi hikmah yang lain dari sakit itu adalah bisa naik pesawat pertama kali, bisa melihat pulau Bali, dan sekalian jalan-jalan ke Pantai Kuta.
Lantas, ada pertanyaan "seandainya tidak sakit, apakah tanta Sinta (mama) bisa naik pesawat pertama kali? kedua kakak bisa melihat pulau Bali; dan kapan bisa jalan-jalan ke Pantai Kuta?"
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, gampang-gampang sulit, atau sulit-sulit gampang! Dan sekali lagi sebagai orang beriman, jawabannya hanya satu saja "Hanya Tuhan yang Tahu!"
Dari diskusi terbatas dalam grup whatsApp itu, menarik untuk didiskusikan di sini lebih terbuka dan lebih luas lagi bersama Komunitas Kompasiana.
Apakah betul bahwa selalu ada hikmah di balik sakit penyakit yang dialami seseorang?