Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

6 Hal yang Sebaiknya Orangtua Lakukan Saat Anak Mulai Pacaran

Diperbarui: 13 November 2022   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak menghubungi pacar lewat handphone (Sumber: Shutterstock)

Semua orangtua pernah muda. Jatuh cinta dan pacaran merupakan pengalaman-pengalaman menarik pada masa muda. Sebagai orang muda yang normal, perasaan tertarik lalu jatuh cinta dengan lawan jenis merupakan hal yang wajar. 

Rasa tertarik antara seorang remaja pria dan wanita itu merupakan awal dari kisah cinta yang kadang masih disebut 'cinta monyet'. 

Ada berbagai alasan yang membuat seorang anak remaja mulai jatuh cinta dan berpacaran. Misalnya, karena ada teman-teman sebayanya yang sudah mulai ada pacar, maka ia takut disepelekan. Ada juga yang mulai pacaran karena rasa ingin tahu terhadap lawan jenisnya. 

Karena itu ia hanya sekedar ingin coba atau membuang umpan, terhadap lawan jenisnya. Namun ternyata mendapatkan tanggapan positif.

Terhadap pengalaman-pengalaman jatuh cinta dan pacaran pada dunia remaja ini biasanya ditanggapi oleh orangtua dengan berbagai macam cara. 

Ada orangtua tertentu yang menanggapinya secara positif, artinya berusaha mengerti dunia remaja, tentu saja dengan berbagai argumen. Tapi ada orangtua yang langsung meledak ketika tahu anaknya pacaran dan diikuti dengan berbagai larangan. 

Respons orangtua yang positif ketika tahu anaknya sudah pacaran, bisa saja karena pengalaman masa lampaunya. 

Kalau ketika ia masih remaja dulu dan pernah pacaran, lalu punya pengalaman positif, tentu saja ia akan mendukung apa yang dilakukan putra atau putrinya, sekali lagi dengan awasan tertentu. Sebab setiap orangtua tentu mempunyai harapan yang baik terhadap putra atau putrinya itu.

Sebaliknya ada orangtua tertentu yang begitu tahu bahwa anaknya sudah mulai pacaran, dengan serta merta melarang dengan berbagai alasan tertentu. Misalnya, takut pelajaran anaknya di sekolah terganggu, takut anaknya tidak berhasil menyelesaikan studinya. 

Ilustrasi Anak mulai berpacaran (sumber: lifestyle kompas.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline