Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

"Tanonob dan Ta' o 'en", Kearifan Lokal Petani Timor yang Nyaris Hilang

Diperbarui: 27 Juni 2022   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi petani (sumber: (Dok. Pexels/Pat Whelen)

Masyarakat Dawan atau Atoin Meto yang merupakan sebagian besar penghuni Pulau Timor bagian barat, sangat kaya dengan kearifan lokal karena bagi mereka kehidupan yang dijalaninya merupakan bagian dari kebijaksanaan. 

Hal itu terlihat dari ungkapan-ungkapan ritmis dalam bahasa sastra Atoin Meto dengan ungkapan yang selalu berpadanan atau berpasangan, tidak ada yang tunggal. Misalnya: Feto-mone, fetnai-nai mnuke, amo'et-apakaet (Bapak-mama, laki-laki-perempuan, pencipta-penyelenggara).

Atas dasar itu, penulis akan menampilkan sebuah kearifan lokal Atoin Meto dalam bingkai "Tmeouptabua" sehubungan dengan upaya manusia untuk merawat bumi rumah kita bersama. 

Gotong Royong atau Tmeouptabua

Ditilik dari arti katanya, "Tmeouptabua" adalah suatu kearifan lokal dari masyarakat suku Atoin Meto yang kiranya sama dan sepadan dengan kata 'gotong royong' dalam masyarakat modern. 

Kata gotong-royong artinya bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). Bergotong royong berarti bersama-sama mengerjakan atau membuat sesuatu.

Dalam Uab Meto (Bahasa Dawan) yaitu bahasa yang dipakai oleh hampir sebagian besar penduduk Timor bagian barat, perubahan arti hanya terjadi bila dihubungkan dengan subyek. 

Misalnya: Hai meoup mibua'. Artinya kami bekerja bersama-sama; Hi tmeoup tabua' artinya kita bekerja bersama-sama; Sin nmeoup nabuan artinya mereka bekerja bersama-sama.

Bagi orang Atoni Pah Meto, upaya merawat bumi rumah bersama adalah suatu kearifan dan kebajikan.

Menurut Anton Bele, seorang peneliti Pulau Timor yang terkenal dengan 4N: Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani atau Kwadran Bele, 2011, orang Timor adalah orang-orang yang arif dan bijaksana. Sebab di mana manusia ada, di situ ia berfilsafat.

Semua orang berfilsafat, bukan hanya segelintir orang. Orang Timor juga berfilsafat. Maka orang Timor juga bisa melakukan hal-hal yang besar seperti hidup bergotong royong untuk menjaga dan memelihara bumi ini.

Dalam perbendaharaan kata Atoin Meto, selain 'Tmeouptabua' ada juga dua istilah lain yang hampir memiliki arti yang sama yaitu gotong royong, namun sering dipergunakan pada kesempatan atau kegiatan yang berbeda-beda. Kedua kata itu adalah "Tanonob dan Ta'o'en". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline