Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Tiga Kata Bertuah yang Jarang Terucap dan Terdengar Sekarang

Diperbarui: 9 Juni 2022   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : akuntt.com 

Jaman semakin maju. Peradaban pun semakin edan. Apa yang mungkin dahulu dianggap bermakna, sekarang justru bisa saja dianggap sepele. Apakah itu karena akibat perubahan? Benarkah demikian? Kata orang bijak 'tiada yang kekal di dunia ini selain perubahan'. 

Seorang pemikir besar bernama Waren Bennis dalam tulisannya berjudul "On Becoming A Leader" yang pernah diterbitkan di New York tahun 1989 membuat suatu refleksi mendalam tentang realitas perubahan yang intinya mengatakan bahwa perubahan itu bukan saja berlangsung sangat cepat, tapi juga terlalu dramatis.

Pandangan ini sudah menjadi bahan permenungan para filsuf sejak berabad-abad silam. Herakleitos, misalnya pernah mencirikan realita perubahan itu dengan kata-kata: "Panta rhei kai uden menei" yang berarti semua mengalir dan tak ada satu pun yang tinggal mantap, yang berarti segala sesuatu berubah-ubah terus menerus.

Memang kalau ditimbang-timbang, sulit untuk dibayangkan bagaimana keberadaan hidup ini bila berlangsung tanpa perubahan. Mau tidak mau perubahan itu memang mesti terjadi Itu adalah suatu keniscayaan. Dan di dalam perubahan itu, bagaimana pun juga, manusia sebagai makluk yang selalu membawa perubahan mesti terlibat. Keterlibatan itu bisa nampak dalam aneka wajah, entah sebagai subyek perubahan, entah sebagai obyek yang dipermainkan oleh perubahan itu sendiri.

Sadar akan perubahan itu yang sering membawa dampak baik positif maupun negatif dalam kehidupan. Perubahan positif itu kita syukuri, tetapi perubahan ke arah negatif tentu harus kita perbaiki. Ada tiga kata yang entahkah karena perubahan jarang terucap dan terdengar dalam interaksi kita yaitu "Tolong, Maaf dan Terima kasih".

Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik sedunia pada suatu kesempatan Audiensi Umum di Lapangan Santo Petrus di Kota Roma pada 13 Mei 2015 mengatakan bahwa kata-kata 'tolong, maaf dan terima kasih' itu sederhana namun tidak begitu mudah untuk dipraktikkan sekarang ini.

           "Sungguh, ungkapan-ungkapan ini membuka jalan kehidupan dengan baik dalam keluarga anda, 

           untuk hidup dalam damai. Ungkapan itu sederhana, tetapi tidak begitu mudah untuk dipraktikkan! 

           Ungkapan itu mengandung banyak kekuatan: kekuatan untuk menjaga kehidupan rumah tangga tetap utuh,

           bahkan ketika diuji dengan seribu masalah. Tetapi jika tidak ada, lubang-lubang kecil bisa mulai retak 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline