Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Ume Suba Atoin Meto di Timor dan Rumah Swadaya Pemerintah

Diperbarui: 6 Januari 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer atau pokok bagi manusia. Orang yang tak mempunyai rumah disebut Tuna Wisma. Bayangkan, di dunia ini masih ada begitu banyak orang yang tidak mempunyai rumah. Sementara ada orang tertentu yang memiliki rumah di mana-mana. Ada yang bertingkat dengan komplek perumahan yang begitu besar.

Segelintir orang yang punya  rumah mewah banyak itu ternyata baru ketahuan saat ditetapkan KPK jadi tersangka.  Maksud saya dengan pernyataan ini adalah orang tidak punya keprihatinan kepada orang lain. Sementara ada orang yang tak memiliki rumah untuk tinggal, dia membangun atau membeli rumah di mana-mana. Namun rumah-rumah mewah itu tidak pernah didiami. Hanya dijaga oleh pembantu atau karyawan.

Ume Suba: Rumah Orang Timor

Orang Dawan atau Atoin Meto merupakan salah satu suku terbesar yang mendiami Pulau Timor. Atoin Meto atau Dawan itu hampir meliputi seluruh suku di Timor Barat, mulai dari sebagian etnis di Belu/Malaka yaitu Etnis Dawan R di Manlea, seluruh kabupaten Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan sebagian kabupaten/kota Kupang. Umumnya suku -suku ini memiliki lebih banyak kesamaan ketimbang perbedaan. paling-paling bedanya hanya pada logat atau dialek.

Rumah orang Dawan disebut Ume Suba. Dari dua kata dasar: Ume artinya rumah, dan Suba atau sube artinya junjung. Disebut Ume Suba karena bila kita hendak masuk ke dalamnya kita terlebih dahulu harus tunduk   seolah-olah kita menjunjung atau memikulnya. Bentuknya seperti kerucut dengan atap dari atas hingga ke tanah, dengan bahan atap dari alang-alang. Pintu masuk hanya satu. Semua aktivitas berupa masak, makan, tidur, menerima tamu dan lain-lain semuanya terjadi di dalam Ume Suba ini saja. 

Rumah Swadaya Pemerintah

Tujuan dari digelontorkannya program bantuan perumahan dengan nama Rumah Swadaya Pemerintah ini adalah untuk membantu masyarakat Indonesia untuk keluar dari persoalan kepemilikan rumah. Persoalan kepemilikan rumah itu adalah pertama yang disebut Tuna Wisma yaitu bagi mereka yang memang belum atau tidak mempunyai rumah. Kedua adalah bagi mereka yang memiliki rumah namun dikategorikan sebagai rumah tidak layak huni.

Rumah yang dikategorikan dengan rumah tidak layak huni (RTLH) ini tentu dengan berbagai kriteria yang terpenuhi. Misalnya tidak memiliki pencahayaan yang cukup. Berlantai tanah. Terlalu kecil, bila dilihat dari luasnya dan dari segi kepemilikan yaitu berapa orang yang menempati rumah tersebut. Karena itulah maka Pemerintah Indonesia hendak membantu rakyatnya dengan menyediakan program Rumah swadaya Pemerintah. 

Dana untuk Rumah Swadaya Pemerintah ini sebesar Rp 20 juta. Pertanyaannya, apakah dengan dana Rp 20 juta, bisa menolong masyarakat memiliki rumah yang sehat? Sebab saat ini semua bahan bangunan mahal seperti seng, semen dan besi beton. Maka untuk keberhasilan program ini sangat dibutuhkan kerja sama  yang baik antara pemerintah mulai dari RT, RW hingga Dinas PUPR dengan penerima bantuan agar rumah bantuan tersebut bisa selesai pada waktunya. Bila program ini terlaksana dengan baik, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat karena memiliki rumah sehat.

Bagaimana dengan Ume Suba milik suku Atoin Meto di Timor?

Dilihat dari segi kesehatan, memang seharusnya tidak memenuhi syarat karena di dalam Ume Suba tidak memiliki kamar-kamar. Semua penghuni baik orang tua maupun anak-anak tinggal bersama tanpa sekat atau kamar. Ditambah lagi semua aktivitas terjadi di situ, termasuk menerima tamu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline