Pada kesempatan yang istimewa ini, saya mengucapkan "Selamat Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H" kepada saudara-saudariku kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Indonesia yang merayakannya. Peristiwa merayakan hari raya keagamaan merupakan suatu momen istimewa untuk merenungkan serta merefleksikan pesan atau makna perayaan hari besar tersebut.
Saya tidak tahu, apakah ucapan tulus saya ini diterima oleh sesama saudaraku para muslim atau tidak, karena saya seorang Nazrani. Saya pernah mendengar ada Ustad yang melarang kaum muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Nazrani, katanya itu haram hukumnya. Tapi saya memberanikan diri untuk mengucapkannya karena terdorong oleh nuraniku karena masih ada orang-orang baik yang mau menerima salamku di hari bahagia ini; Bapak Presiden Jokowi; Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin; Pak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan lain-lainnya.
Apalagi perkataan Nabi Muhammad SAW berkenaan dengan peristiwa ini adalah "Yang terbaik di antara kamu adalah orang yang tidak menyakiti orang lain dengan lidah dan tangannya". "Lidah tak bertulang", demikian lirik lagu yang dinyanyikan oleh Shella Marcela. "Sungguh kejam tega nian hatimu, sayang. Aku yang kau janjikan, Oh, mengapa dia yang kau pinang? Aduh sayang, aduh sayang. Lidah tak bertulang", dan seterusnya.
Memang benar apa yang dikatakan Sang Nabi, dengan lidah kita dapat menyakiti orang lain, karena lidah lebih tajam dari pisau, bahkan membakar lebih daripada api. Tidak seorang pun dapat menjinakkannya. Karena itu setiap orang harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat.
Untuk semakin memahami perkataan Nabi Muhammad SAW mengenai lidah, saya ingin mengutip beberapa nats Alkitab yang juga dengan tegas meminta segenap umat beriman untuk menjaga lidahnya.
1. Kitab Mazmur Daud 34, 14: "Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
2. Kitab Mazmur Daud 52, 4-5 : "Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau, penipu! Engkau mencintai yang jahat lebih daripada yang baik, dan dusta lebih daripada perkataan yang benar".
3. Kitab Yeremia 9, 8 : "Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya".
4. Surat Rasul Yakobus 1, 26: "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya".
5. Surat Rasul Yakobus 3, 5-6: "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka".
Saya cukupkan di sini beberapa ayat yang berbicara tentang lidah, sebagaimana dikatakan Nabi karena pengaruhnya yang besar. Masih amat banyak perikop dan ayat yang berbicara tentang peran lidah baik secara positif maupun negatif bagi kehidupan.