Lihat ke Halaman Asli

Menepis Imaji

Diperbarui: 26 Januari 2021   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemerisik pepohonan mengiringi hujan jatuh di beranda kalbu
Aku terjerembab pada kedalaman jurang rinduku yang menyeruak
Lalu beku dalam gigil memeluk bayangmu
di heningnya malam

Sedangkan cahaya dian ini tak mampuh menghangatkan jiwaku
Mencoba menyibukan diri dengan hayalku
Tapi ia tak pernah sanggup menjauhkan
kenangan ini
Tinggalah aku disini bersama jiwa yang rapuh

Beberapakali aku menemukan mimpi
dalam hayalku
Ada rindu yang selalu jatuh pada dinginnya sepih
Namun setiap kali hayalku terhenti,
aku masih memikirkanmu.

Aku selalu berharap engkau hadir di setiap mimpiku
Agar dapat menyulam imaji dan kenangan yang ada
Kemudian, aku akan mengatakan bahwa aku selalu merindukanmu."
Tidak perduli seberapa jarak itu
menyakitkan

Taukah engkau jarak itu sebenarnya tak pernah ada
Saat mengingat wajah dan matamu menatapku dalam teduh
Kamu itu sederhana tapi di hatiku kamu tetap yang istimewa."
Kenapa harus kamu yang memenuhi ruang pikiranku

Engkau yang di sana,,,
Melalui rasa rindu yang bergejolak dalam hatiku
Aku sangat membutuhkan sentuhan peluk kasih sayangmu
Aku ingin merasakan hangat tubuhmu
Aku ingin selalu berada di sisimu

Jangan biarkan hati ini tak mampuh membendung segala kerinduan ,
Bantulah aku agar menghilangakan rasa ini
Berharap,kesibukanmu semoga menjadi pengingat bahwa aku selalu menunggu kabar darimu
Engkau yang ada dalam imajiku
Aku merindukanmu...

Jakarta  06 Juni 2020
Kopi Hitam ( M'abstrak )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline