Lihat ke Halaman Asli

Penyelenggaraan Pendidikan Terkait Permasalahan Dan inovasi Dalam Lingkup Bimbingan Dan Konseling

Diperbarui: 26 November 2023   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.kompasiana.com/yosalia14424/dashboard/write

Permasalahan atau hambatan yang terjadi di lingkungan pendidikan merupakan masalah yang memerlukan keaktifan dari seluruh masyarakat khususnya juga pada akademika untuk mengatasi permasalahan yang ada. Apakah hanya siswa yang bingung? Dalam observasi yang kami lakukan (Senin, 20 November 2023) terdapat beberapa poin mengenai pengalaman belajar mengajar di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMP) yang bertempat di SMPN 26 Malang dengan melakukan sesi tanya jawab kepada Ibu. Gita dan juga siswa siswi kelas 8. Observasi yang kami lakukan yaitu mengenai permasalahan pendidikan pada siswa dan inovasi tentang meningkatkan proses penyelenggaraan pendidikan. Pada observasi ini kami sempat masuk ke dalam kelas untuk bertemu langsung dengan siswa siswi kelas 8c, pada saat kami memasuki kelas tersebut, kami disambut dengan hangat oleh para siswa siswi disana dan Ketika di dalam kelas kami mengajak para siswa untuk melakukan ice breaking lebih dulu sebelum kami melaksanakan wawancara dan observasi.

Pada saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMPN 26 Malang menggunakan kurikulum Merdeka. Perubahan dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum K13 sangat dialami oleh siswa kelas 8, karena perbedaan cara belajar dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum merdeka saat ini merupakan salah satu inovasi yang diberikan untuk keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Dimana siswa ditugaskan untuk mengembangkan proyek-proyek atau produk kreatif sebagai hasil dari pembelajaran mereka (P5), namun tidak hanya itu siswa juga dilatih menjadi individu yang mandiri dan juga bisa beradaptasi pada perubahan yang ada. Penerapan kurikulum merdeka menuai keberagaman permasalahan dari siswa yaitu menguras banyak uang untuk keperluan projek karna dalam 1 semester dilakukan projek sebanyak 2 kali, banyaknya pembelajaran dilakukan secara kelompok, kebingungan mengejar materi yang ada, dan fasilitas yang kurang memadai. Dari pandangan siswa tentang kurikulum merdeka, juga menumbuhkan kemandirian siswa dalam menanggapi perubahan yang ada. Perubahan yang ada membuat siswa juga memikirkan cara belajar yang efektif untuk dirinya seperti dengan mendengarkan musik, mencari tempat hening, bertemu teman,dll.

Perubahan kondisi yang ada juga menjadi suatu tantangan untuk Guru bimbingan dan konseling karna dengan adanya P5 yang membutuhkan 4 minggu, sehingga terhambatnya pertemuan konseling (bimbingan klasikal), dan juga susahnya mengkondisikan kelas karena juga harus mengatur bimbingan di luar kelas. Adanya permasalahan siswa tersebut sangat diperlukannya peran dari Guru BK untuk membantu proses pembelajaran siswa yang efektif dan baik untuk keberlangsungan masa depannya. Harapan dari kurikulum merdeka ini yakni siswa dapat memiliki karakter mandiri, kreatif, dan juga baik dari sisi iman dan taqwa. Memberikan atau dilakukannya perubahan pola pikir juga dapat memotivasi siswa dalam belajarnya dan mampu mengembangkan potensi dan minat mereka secara optimal.

"Harapan kami semoga proses pembelajaran yang ada di SMPN 26 Malang senantiasa berjalan dengan baik dan sesuai denga napa yang sudah di tetapkan dari kurikulum, dan menjadi bahan evaluasi juga bagi kami bagaimana caranya Ketika kami nanti sudah menjadi seorang guru, kami harus menghadapi tantangan demi tantangan yang ada di dalam dunia Pendidikan ini"- Ujar salah satu mahasiswi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline