Memiliki kemampuan komunikasi serta martabat personaliteit yang hingga high class. 3 dan 4 D3 Fashion Festival ini menjelaskan mengenai perjalanan seorang anak yang sudah ditinggal salah seorang dari kedua orang tua-nya tapi perjuangannya patut diberi applause! .
Bayangkan betapa menyedihkannya
" hidup tanpa cinta" dan pemberian pekerjaan yang tidak patuh pada azas kewajaran antara identity of society & unsur kesengajaan ,saya tidak menerima karena unlawfully act ( Melawan Rahmat adikodrati ). Meskipun, sempat terlintas dipikiran itu melawan takdir tapi jauh dari hati yang terdalam terdapat rasa iba.
Penyebab mereka melakukan itu ujarnya "cari makan" atau "cari tambahan" tapi sisi positivisme dari pada hanyalah sebuah doorprize resultasi dari Ang-pao (undian).
Buang sial bathin dilakukan mereka untuk merengkuh eksistensialisme murni. Menari mereka bagaikan boyband dan berjalan tak ubahnya model catwalk tapi motif hal itu terjadi yang hingga kini masih menjadi mystery atau misery ?
Tingkat kesenjangan APBD (Anggaran pembelaan jalan daerah ) yang relatif kecil lalu berbicara di depan publik memberikan peruntungan bagi siapa yang berhasil menjawab dengan benar. Saya ikuti acara itu patuh pada hukum kebiasaan, rupawan mereka bersandiwara diatas panggung tapi tidak terbaca legitimasi politik .
Cerita mereka "saya lahir dari keluarga susah " saya patuh pada prinsip kepercayaan karena masih ada kebenaran disitu berhubung yang bicara model boyband yang bersolo karier di fashion festival secara postur tidak ada tampang-tampang orang susah tapi jikalau ditarik "benang merahnya " itu tidak begitu patut dipercaya , semua varian kosmetika ditumbali ke tubuh mereka dengan jaminan 'keselamatan" sosial
Saya juga bercermin kepada diri sendiri yang secara postur tidak terlihat susah tapi kalau dibelah hati ini isinya sama ratap dengan mereka. Bedanya saya "menolak bala" tersebut dan lingkar perut yang lebih mikro. Hipotesa yang lebih dalam tentang itu "dimana letak kebahagiaan sejati ?"
Diferensiasi berikutnya antara saya dan mereka adalah saat jika memberi "tarik-tarikan bathin" pada benda yang diserahkan ,tapi ternyata itu tidak terlalu mereka rasakan. Ilmu operator itu ilmu tingkat tinggi ! Sakti tak tertandingi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H