Lihat ke Halaman Asli

Yosafat Bayu Kuspradiyanto

Undergraduate Student

Baidu, Pemantik Kemajuan Jurnalisme Multimedia Masyarakat Cina

Diperbarui: 19 September 2022   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Baidu (source: https://id.bitcoinethereumnews.com)

Sepintas memang agak sulit ketika harus mengulik dinamika perkembangan jurnalisme multimedia di Cina. Selain kalah pamor dengan perkembangan media dari Amerika Serikat sebagai kiblat jurnalistik dunia, pangsa Asia juga dinilai masih kurang menarik minat pebisnis media dalam membentuk iklim bisnis multimedia dunia. 

Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya kantor berita Asia, terkhusus Cina sebagai negara terbesar di Asia, yang mampu melakukan ekspansi hingga ke luar daerah Asia. Namun sebenarnya bagaimana perkembangan jurnalisme multimedia di Cina? Bagaimana dinamika konvergensi media di Cina yang pada akhirnya mampu memengaruhi laju jurnalisme di negara tersebut?

Jurnalisme di Tengah Komunisme

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, kebutuhan masyarakat Cina terkait arus informasi menjadi hal yang vital. Namun kondisi sosial politik pemerintah Cina kala itu sempat mengekang arus informasi masyarakat terhadap informasi. 

Terlebih pada masa pemerintahan Mao Zedong (1945-1977), pemerintah Cina sangat kental dengan paham Komunisme, Marxisme, dan Leninisme. Kondisi tersebut sangat mengekang rakyat dalam memperoleh informasi dari dunia luar, terlebih dengan adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah seperti contohnya kebijakan "The Great Leap Forward". Pada saat itu, media sangat dikuasai oleh pemerintah dan menjadi alat propaganda pemerintah. 

Pengaruh Globalisasi Bagi Dunia Jurnalisme Cina

Seiring berjalannya waktu, secercah harapan terhadap terbukanya arus informasi masyarakat Cina dapat terwujud. Terlebih saat memasuki era pemerintahan Deng Xiaoping (1975), bisnis mulai merambah dan menyatu dalam peran media. Hal tersebut menimbulkan implikasi baru dengan masuknya konten komersial dalam dunia media Cina. 

Jika pada era sebelumnya ketika media mengkritik pemerintah sama saja dengan bunuh diri, maka pada masa pemerintahan Deng, kritik mulai muncul di media. Program berita dan media harian yang muncul mengkritisi pemerintah ini cukup mengejutkan publik karena dengan berani mengkritisi kebijakan negara yang selama ini tabu untuk diperdebatkan.

Hal yang cukup unik ketika mencermati masuknya bisnis ke dalam media Cina dapat ditemukan dari karakteristik komersialisasinya. Media dikomersialisasikan tanpa independensi. 

Meskipun media didukung oleh iklan, namun di sisi lain negara juga tetap mengontrol distribusi iklan. Komersialisasi media menyebabkan semakin meluasnya jangkauan surat kabar perkotaan yang berorientasi pasar. Sementara itu, surat kabar yang menyasar kalangan bawah seperti semakin terpinggirkan.

Terbukanya kran informasi secara bebas di tengah masyarakat Cina mulai dapat terealisasi dengan masuknya pengaruh globalisasi dan kehadiran media baru seperti internet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline