Lihat ke Halaman Asli

Taufik Hidayat Kuliahin Pablo Aiban Teknik Badminton

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Taufik Hidayat bermain tanpa beban untuk meraih kemenangan terakhir di Grup O Penyisihan Olimpiade London dan menekuk dua set langsung pemain tunggal Spanyol Pablo Aiban dengan skors 22-20 dan 21-11.

Pertandingan pada babak pertama semula berjalan ketat. Aiban nampak percaya diri karena terus memimpin hingga paruh babak pertama. Pada kedudukan 13-13, Aiban kembali melejit dengan memimpin peroleh point 14-16. Aiban bahkan lebih dulu mendapat match point pada kedudukan 19-20. Namun, Taufik lantas menghabisinya pada skors 22-20.

Babak kedua pun berjalan tanpa perlawanan. Sejak awal Aiban sudah ketinggalan hingga jarak 17-9. Taufik tidak lagi memberi angin segar kepada Aiban. Sesekali point diraih Aiban karena kesalahan yang dilakukan Taufik. Selanjutnya, pemain tunggal asal Spanyol itu pun harus mengakui senioritas Taufik pada skors 21-11.

Taufik memang di atas angin dari Aiban baik teknik, akurasi, maupun kekuatan smash. Karena itulah, Taufik nampak tidak terlalu terpengaruh atas upaya Aiban yang mencoba menekan Taufik pada babak pertama. Dengan enteng, Taufik meladeni permainan Aiban. Taufik pun konstan mempertahankan jarak dua sampai tiga point. Taufik bahkan tidak pernah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Termasuk jurus-jurus pamungkas yang sering dipertontonkan ketika berhadapan dengan pemain selevelnya. Dia hanya meladeni dan mematikan pergerakan Aiban ketika pemain Spanyol itu kehilangan langkah dan strateginya sendiri.

Babak kedua adalah kuliah bagi Aiban. Pemain itu nampaknya sudah kehabisan akal dan Taufik rasa-rasanya memberikan pelajaran soal teknik bermain badminton. Aiban sudah bermain tanpa konsep. Tetapi, Taufik tidak lekas menghabisi. Taufik meladani permainan tanpa konsep itu dengan memberikan pembelajaran fundamental soal bagaimana harus menyerang dan bertahan. Aiban nampak menerima kenyataan sedang dipermainkan Taufik. Sebelum bola mati, dia harus meladeni Taufik yang seolah-olah mengusirnya berlari dari satu pojok ke pojok lain.

Tetapi mengapa Taufik membiarkan dirinya terjebak dalam perangkap di babak pertama dengan membiarkan Aiban meraih match point?  Beruntung Aiban bukanlah pemain yang potensial bisa mengalahkan Taufik. Bisa dengan mudah dimatikan.

Barangkali ini adalah salah satu kelemahan Taufik. Beberapa kali Taufik didera kekalahan yang tak terduga, yang disesalkan, dan yang tak seharusnya. Taufik cenderung lengah, terlambat panas, bahkan menganggap enteng lawan di babak pertama. Beberapa kali Taufik harus berjuang meraih kemenangan dengan tiga set. Sesungguhnya tidak perlu buang tenaga hingga tiga set. Tetapi, ogah-ogahan di babak pertama, itulah penyebabnya.

Petaka terjadi. Ketika Taufik berupaya mengeluarkan penampilan terbaiknya, pemain lawan justru tampil lebih solid dari babak sebelumnya. Akhirnya, Taufik harus menelan kekalahan oleh strategi dan niatnya sendiri. Dia tidak mampu membendung letupan permainan pemain lawan yang sudah berada dalam kondisi puncak sejak babak awal. Ini awasan!(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline