Lihat ke Halaman Asli

Sukseskan Kegiatan Kampung Sawi sebagai Upaya Branding Desa untuk Banjararum Lebih Maju

Diperbarui: 30 Januari 2023   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kegiatan kuliah kerja mahasiswa UIN Maliki Malang mengangkat tema umum yaitu "Membangun Desa Berkelanjutan". Hal ini dimaksudkan agar mengarahkan para mahasiswa KKM UIN Maliki Malang pada satu misi yaitu dapat focus untuk membangun desa untuk menjadi lebih maju dengan progres yang berkelanjutan.

Meski sempat vakum dan menurun produktifitas penanaman sawi oleh masyarakat beberapa tahun silam, namun kini penanaman sawi mulai digalakkan lagi sebagai wujud branding pada dusun. Pihak desa mendukung penuh program ini dengan memberikan bantuan berupa media tanam dan pupuk untuk berjalannya lagi kegiatan ini. Pihak desa juga memiliki keinginan agar kegiatan penanaman tanaman sawi ini dapat disalurkan ke kampung lain atau dusun lain. Sehingga tidak hanya menjadi branding dusun saja, namun dapat juga menjadi branding Desa Banjararum, hingga dapat dikenal oleh masyarakat umum sebagai desa wisata sawi.

Dalam pelaksanaannya, KKM UIN Malang bersinergi bersama membantu suksesnya kegiatan penanaman sawi di Desa Banjararum ini. Kegiatan dilaksanakan secara berkelanjutan. Kegiatan yang pertama yaitu penyaluran media tanam berupa pasir pada masyarakat. Alasan mengapa tidak memakai tanah disekitar sebagai media tanam yaitu agar media tanam tidak mudah menggumpal dan tetap terjaga kesuburannya. Kegiatan selanjutnya yaitu penyaluran pupuk organik kepada masyarakat. Pupuk dibagikan guna mendukung perkembangan sawi dapat tumbuh dengan baik.

Kegiatan kampung sawi tidak berhenti hanya penaman sawi pada warga sekitar saja. Selanjutnya, KKM UIN Malang membantu warga untuk menciptakan green house penanaman sawi sebagai pusat berkembangnya kampung sawi. Green house ini terletak di area terbuka masyarakat di RW 05 Dusun Mondoroko. Kegiatan pembuatan green house dimulai dengan pemotongan pohon pada area yang dibangun. 

Selanjutnya dilanjutkan dengan pemasangan struktur atap dengan menggunakan bahan utama bambu yang di ikatkan dengan pohon-pohon disekitar area green house. Setelah selesai, dilakukan pengatapan dengan menggunakan bahan utama yaitu paranet. Bahan ini dapat mengurangi rasa panas cahaya matahari pada area tapak dan tidak menutup air hujan untuk masuk pada area penanaman sawi. Sehingga dapat sangat nyaman untuk melakukan penanaman sawi dan hasilnya juga sangat subur untuk pertumbuhan tanaman sawi. 

Kegiatan terakhir pembuatan green house ini adalah penanaman sawi yang dilakukan oleh ibu-ibu dengan dibantu oleh peserta KKM UIN Malang. Sebelum dilakukan penanaman sawi, terlebih dahulu di buat media dengan mencampurkan tanah beserta pupuk dan di bentuk seperti gunungan agar penyiraman sawi dapat dilakukan dengan maksimal.

Dok. pribadi

Setelah sawi panen, masyarakat menyerahkan sistem penjualan pada ibu-ibu pengurus kelompok wanita tani (KWT) dan hasil penjualannya disimpan dalam bentuk tabungan yang biasanya akan dibagikan pada hari raya dalam bentuk sembako. Kegiatan branding desa ini terlihat tampak sederhana dan mungkin tidak akan sebanding dengan para petani sawi profesional. Namun kegiatan ini sangat berarti untuk menjaga kekompakan masyarakat dan membuat kemajuan desa tampak jelas dan terarah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline