Beberapa hari terakhir, muncul postingan seseakun yang mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan. Dalam pengakuannya tertanggal 13 April 2023, ia mengatakan, "Minister Heldi adalah Utusan Tuhan sebagai Perantara/ Perpanjangan Tangan Tuhan. Melalui doa-doa beliau, ribuan mujizat terjadi khususnya di Se-Asia. Ribuan jiwa yang pulih dan sembuh secara sempurna melalui doa-doa beliau."
Menariknya, klaim tersebut adalah klaim yang dibuat oleh dirinya sendiri di akun facebooknya, yang kemudian didukung oleh beberapa kelompok, pun juga dicibir oleh kelompok lainnya. Bila kau berkunjung ke akunnya (https://www.facebook.com/profile.php?id=100090758726728) kau kan temukan reaksi yang beragam.
Sejauh ini, saya tertarik untuk membaca komentar yang ada, daripada isi postingan ibu-ibu utusan Tuhan itu. Klaim mukjizat yang diciptakannya tersebut, diberi bukti beberapa video YouTube tentang beberapa yang disebutnya sebagai mukjizat.
Layaknya testimoni pada orang-orang yang menggunakan jasa-jasa tertentu, yang satu inipun tak luput. "Soalnya, dia itu bukan tim doa biasa. Dia langsung dari perintah Tuhan," demikian testimoni dari seseakun yang diwawancarai oleh teman saya (tidak ingin disebut namanya) secara tidak langsung karena ia melihat komentar temannya yang menjadi pengikut Minister Heldi. Testimoni ini datang dari kesembuhannya, yang sebelumnya sering sesak nafas, tetapi setelah berdoa bersama Minister Heldi, seturut pengakuannya, ia sekarang tidak sesak lagi.
Lalu, siapakah Minister Heldi itu? Lagi-lagi, untuk menjawab ini, saya pakai klaim yang ditulis oleh dirinya sendiri di akun facebooknya. "Minister Heldi juga selain sebagai Pendoa, beliau juga seorang Pengkhotbah, Pewarta Kebenaran Firman Tuhan Secara Online (live/siaran langsung dan meet Zoom). Puji Tuhan, melalui khotbah beliau, banyak jiwa yang sungguh merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka, banyak yang tersesat, namun melalui khotbah Minister Heldi, mereka semua kembali Mencari Tuhan (kembali ke Jalan yang Benar)."
Hufffff
Tulisan dalam tanda kutip di atas, sudah saya perbaiki penulisnya agar pembaca yang budiman tidak sakit mata akibat membaca terlalu banyak huruf kapital. Anggap saja itu mukjizat, karena tidak semua orang bisa menulis dengan menggunakan huruf kapital pada tempatnya. Sekalian tadi saya tambahkan koma dan titik, agar asyik dibaca.
Menarik, bukan? Kalau belum, saya tambahkan satu lagi, yang barangkali bisa meningkatkan daya kepo umat beriman yang dimuliakan negara untuk mencaritahu lebih jauh lagi tentang Minister Heldi, seorang perempuan Sumba yang jadi perawat autisme di Singapura, (yang dipakai Tuhan secara luar biasa). Kalimat dalam kurun ini, lagi dan lagi, saya ambil dari pengakuan Minister Heldi. Dalam kalimat penjelasan tentang dirinya yang lain, Minister Heldi berkata, "Selain menjadi Pendoa dan Pengkhotbah, Minister Heldi juga adalah seorang penasehat yang luar biasa. Masalah apapun yang kamu hadapi, melalui nasihat beliau, kamu sungguh merasakan damai dan sukacita."
Wah, ini asli keren. Pantas saja ada yang minta doa khusus untuk ibu kos, karena ibu kosnya menaikkan uang kos setiap bulan. Barangkali, harapan peminta doa itu, dengan bantuan doa dan mukjizat dari Minister Heldi, uang kos bulannya bisa diturunkan. Saya, sih, kalau boleh saran pada yang minta didoakan tuan kosnya itu, saya akan minta didoakan agar bisa bangun kos-kosan tepat di samping pemilik kos itu, agar harga kos-kosannya tidak dimonopoli. Sayangnya, itu tidak akan diminta karena tidak masuk akal atau karena mukjizat itu tidak bekerja bila permintaannya di luar dugaan Tuhan.
Hal yang kemudian membuat banyak orang-orang, sepenglihatan saya melalui komentar yang ada pada akunnya, menjadi kontra dengan Minister Heldi, adalah karena ia meminta harga Rp. 500.000 untuk doanya atau untuk air sucinya (kalau kata Minister Heldi, sih: Minyak Suci & Kudus, dalam kurun, Miracles Oil). Ibarat iklan sendal jepit, "beli yang kiri, gratis yang kanan," ini pun berlaku atas mukjizat Tuhan melalui perantara Minister Heldi.
"Kalau mau minyak gratis, boleh. Saya akan berikan secara gratis, namun saya doakan, per doa boleh bayar saya 500.000. Seperti yang dilakukan pendoa-pendoa lain, sekali doa, bayar 500.000 dan saya akan berikan minyak secara gratis atau beli minyak, saya akan doakan secara gratis." Demikian penjelasan singkatnya.
Lalu apa yang mau diprotesi? Karena doa dihargai Rp 500.000 lalu gratis minyak? Atau sebaliknya, minyak seharga Rp 500.000 dan gratis doa?