PANCASILA dalam Tradisi MARAPU di Sumba
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan suku dan ras yang beraneka ragam. Dengan demikian Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam pula yang terdapat di setiap daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnnya. NTT merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi, mulai dari tari-tarian, lagu daerah, cerita rakyat hingga upacara adat yang unik nan indah.
Tradisi atau kebudayaan tersebut merupakakan warisan leluhur yang patut dilestarikan. Sebab meskipun unik dan berbeda-beda dari setiap daerah yang ada di NTT, kebudayaan tersebut juga dapat mempersatukan daerah-daerah yang berada di provinsi NTT.
Salah satu tradisi atau kebudayaan yang memukau dunia karena keunikannya yang ada di Provinsi NTT adalah tradisi "MARAPU". Marapu merupakan sebuah agama atau kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba. Lebih dari setengah penduduk Sumba memeluk agama yang memuja nenek moyang dan leluhur.
Pemeluk agama Marapu percaya, bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara. Setelah akhir zaman, mereka akan hidup kekal di dunia roh, yaitu di surga Marapu yang dikenal sebagai Prai Marapu. Upacara keagamaan Marapu seperti upacara kematian dan sebagainya, selalu dilengkapi penyembelihan hewan, seperti kerbau dan kuda, sebagai korban sembelihan. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun yang terus dijaga di Pulau Sumba.
Namun, tahukah Anda bahwa dalam tradisi "MARAPU" juga terdapat nilai-nilai "PANCASILA" yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Sumba? Ya. "PANCASILA" merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.
"PANCASILA" merupakan dasar ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)."PANCASILA" merupakan gabungan dari dua kata yaitu "Panca" yang memiliki arti lima dan "Sila" yang memiliki arti prinsip atau asas, jadi bisa disimpulkan bahwa Pancasila merupakan Prinsip utama yang menjadi acuan bagi segala bentuk aspek-aspek kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia. Dan tentunya tradisi "MARAPU" memiliki nilai ketuhanan, nilai keadilan, nilai persatuan, nilai kemanusiaan, dan nilai kerakyatan yang dilaksanakan dalam upacara-upacara adat.
Tradisi-tradisi "MARAPU" menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para turis. Tak sedikit yang datang jauh-jauh dari Eropa atau Amerika untuk menyaksikan bagaimana warga Sumba menyelaraskan modernitas dengan nilai-nilai Marapu. Berikut ini saya berikan cuplikan video yang memperlihatkan makna "PANCASILA" dalam tradisi "MARAPU" mulai dari Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Sila Ketiga: Persatuana Indonesia, Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, danSila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
#SayaIndonesia
#SayaPancasila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H