Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Wanita Selalu Menjadi Korban?

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1295712269884135483

[caption id="attachment_86740" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Pagi ini ketika saya membaca Koran harian Jawa Pos Surabaya, mata saya tertuju kepada sebuah kolom dengan judul " Istri Dianaya, Bola Mata Keluar." Dari judulnya saja, saya sudah geleng-geleng kepala dibuatnya serta miris. Ketika saya membaca berita tersebut lebih lanjut, ternyata masalahnya sangat sepele. Sang suami tersinggung dengan ucapan istrinya karena sejak lama si suami tidak lagi bekerja untuk nafkah keluarga mereka. Serta merta rambut sang istri dijambak, lalu begitu jatuh terjengkang, semangkuk bakso yang masih panas dihantam ke wajah istrinya. Istrinya pingsan, darah mengalir dari pelipis dan terdapat luka parah di mata yang menyebabkan bola matanya keluar!

12957018821229969869

Kasus KDRT bukan hal yang baru sebenarnya. Hampir setiap hari kita disuguhi berita-berita tentang kriminalitas, kejahatan sexual, KDRT dan politik. Tapi setiap kali saya membaca berita tentang wanita yang dianiaya atau diperkosa, disiksa, dizalimi, saya tidak kuasa menahan amarah. Tahun lalu, bahkan ada berita ngeri di Koran setempat yang tidak bisa saya lupakan. Seorang suami yang memiliki 3 istri, menganiaya istri ke duanya. Setiap kali suaminya marah, si istri dipaksa memotong jarinya sendiri. Lalu lantaran cemburu, si suami menggunting vagina sang istri hingga rusak! Akh, belum lagi kasus-kasus lain, gadis di bawah umur diperkosa beramai-ramai. Atau wanita-wanita yang dijanjikan bekerja di kota, ternyata malah dijadikan pelacur. Kakek yang sudah uzur dan bau tanah menggagahi tetangganya yang belum genap 17 tahun sampai hamil. Termasuk suami yang marah membabi buta menyiramkan air keras ke wajah mantan istrinya ketika menolak diajak berhubungan intim. Huh! Benar-benar keterlaluan. Selalu ceritanya wanita lah yang menjadi korban kekerasan. Padahal wanita adalah makhluk lemah yang harusnya dilindungi dan dicintai. Tuhan menciptakan pria terlebih dulu, karena Tuhan memilih pria sebagai pemimpin dan penganyom wanita. Pria ditunjuk untuk menuntun wanita. Tapi, apa yang terjadi? Wanita hanyalah bulan-bulanan para pria! Seolah-olah wanita tidak berhak atas dirinya sendiri. Harga diri wanita dirampas dengan paksa. Masa depan mereka pun gelap seketika karena perlakuan pria yang seenaknya. Wanita terluka luar dalam. Teraniaya secara fisik maupun physic. Saya teringat seorang teman yang menjanda di usia muda dengan seorang anak. Suatu malam setelah bertengkar hebat, teman saya terkejut ketika melihat rumahnya kosong sepulang bekerja. Lemari pakaian melongo dan tak selembar pun pakaian suaminya. Teman saya akhirnya sadar, suaminya telah pergi meninggalkan mereka. Duduk menangis dengan pedih, teman saya merasa diperlakukan seperti seorang pelacur yang ditinggalkan begitu saja. Dan sejak saat itu mereka tak pernah bertemu kembali. Hhhmm..rasanya tak akan cukup panjang untuk membeberkan kejahatan yang dialami wanita. Saya pun jadi bertanya-tanya, apakah wanita tidak cukup pantas untuk dikasihi, dicintai dan dilindungi???? Dimanakah hati nurani pria-pria yang egois dan tidak bertanggung jawab tersebut??? Kalau Anda seorang pria sejati, seharusnya Anda tidak melakukan perbuatan keji kepada makhluk lemah seperti wanita, yang harusnya dilindungi! Kalau bukan Anda (sebagai pria) yang melindungi kami, siapakah lagi yang akan melindungi kami????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline