Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Alasan Anies Mengubah Strategi Debat

Diperbarui: 6 Februari 2024   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies saat kampanye. Foto: akun Facebook Anies Rasyid Baswedan

Harapan masyarakat melihat debat capres kelima berlangsung panas, saling serang disertai gimmick, tidak terjadi. Perubahan mencolok terlihat dari strategi capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan yang tidak lagi menyerang capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Apa alasannya?

Pada debat capres pertama dan kedua, Anies tampail cukup ofensif terhadap Prabowo. Hal itu kemudian diikuti oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo sehingga memunculkan kesan Prabowo dikeroyok.

Anies menyerang Prabowo dari sisi etika karena bersedia menggandeng putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka padahal proses keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi jalan wali kota Solo itu menjadi kontestan pilpres telah dinyatakan melanggar etika berat.

Anies juga mempertanyakan prestasi Prabowo selama menjadi Menteri Pertahanan terkait pertahanan, kesejahteraan prajurit, hingga food estate. Bahkan saat diminta oleh Ganjar untuk memberikan nilai terhadap kinerja Prabowo, tanpa ragu-ragu Anies memberikan nilai 11 dari 100.

Debat pertama dan kedua menciptakan keriuhan di media sosial dan meningkatkan suhu politik. Sampai-sampai Presiden Jokowi ikut mengomentari jalannya debat yang disebut hanya menyerang personal, dan berharap format debat diubah.

Wajar jika ada harapan pada debat capres kelima, atau terakhir, di mana dua debat cawapres sudah selesai dilaksanakan, kembali diisi dengan perdebatan panas.

Oleh karenanya, jika ukurannya tontonan yang menarik, bukan substansi, jelaslah bahwa debat terakhir mengecewakan kelompok ini.

Perlu dipahami, bahwa keriuhan politik juga telah menimbulkan kejenuhan publik akibat gencarnya sebaran materi kampanye, dan gimmick di media sosial selama beberapa bulan terakhir, utama setelah memasuki fase kampanye.

Survei Litbang kompas menunjukkan, antusiasme masyarakat pada debat capres kelima hanya 68,5 persen, naik 3,2 poin dari debat-debat sebelumnya. Tentunya fakta dan data demikian sudah dibaca oleh paslon, termasuk Anies-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Namun jika melihat kondisi saat ini, Anies terlihat memiliki alasan yang kuat mengapa mengubah strategi debat, tidak lagi fokus menyerang paslon nomor urut 1.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline