Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Tiga Ganjalan Ridwan Kamil Menjadi Cawapres PDIP

Diperbarui: 15 September 2023   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridwan Kamil usai diberi jaket kuning oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Kompas.com/Reno Esnir)

USAI bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil santer diisukan bakal menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo. Seperti biasa tim survei langsung menyodorkan elektabilitas fantastis Ganjar Pranowo -- RK.

Pertemuan Megawati dengan RK, menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk membahas pembangunan monumen Bung Karno di Kota Bandung. Hasto dengan tegas mengatakan, dalam pertemuan tersebut tidak dibahas soal cawapres.

Pernyataan Hasto masih perlu dibuktikan dalam beberapa hari mendatang. Namun jika ternyata PDIP menawari RK sebagai cawapres, perlu dipertanyakan komitmen Megawati ketika "menasihati" partai lain yang sempat ngelus-ngelus dan mencalonkan kadernya.

"Bikin partai itu untuk opo? Emang nggak punya kader sendiri?" sindir Megawati di acara HUT PDIP, 10 Januari 2022 lalu.

Untuk menegaskan sikapnya, PDIP langsung menetapkan Ganjar sebagai capres tanpa mengubris partai lain yang sudah terlebih dulu mendeklarasikan. Akibatnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencabut dukungan kepada Ganjar karena merasa dicueki.

Jika sekarang PDIP mendekati RK, maka akan timbul pertanyaan, apakah PDIP dan partai koalisinya tidak punya kader untuk diusung sebagai cawapres? Sebab RK masih kader Partai Golkar. Seperti diketahui saat ini Golkar sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Partai Gerindra dan PAN.

Partai Golkar telah menegaskan berulang kali, RK tidak diplot sebagai cawapres dalam Pilpres 2024. RK yang baru bergabung dengan Golkar, mendapat jatah sebagai calon gubernur DKI Jakarta, atau kembali ke Jawa Barat pada pilkada serentak 2024.

Oleh karenanya jika benar-benar dicalonkan koalisi PDIP sebagai cawapres, RK akan menghadapi konsekuensi serius dari partainya. Terlebih sampai saat ini Partai Golkar masih mematok target ketua umumnya, Airlangga Hartarto, menjadi capres atau cawapres. Kans paling besar adalah menjadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto karena sudah berada dalam satu koalisi.

Jika RK menjadi cawapres koalisi PDIP tentu akan menghadapi sanksi dari partainya. RK mungkin tidak terpengaruh. Namun bagaimana dengan istrinya, Atalia Praratya, yang saat ini sudah terdaftar sebagai bakal calon anggota DPR RI dari Partai Golkar?

Akankah RK lebih mementingkan peluang dirinya? Sebab, jika Partai Golkar menjatuhkan sanksi, imbasnya pasti sampai kepada pencalonan istrinya. Meski bukan mustahil, tetapi sulit memahami andai Atalia tetap menjadi caleg Golkar sementara suaminya menjadi cawapres PDIP karena gelaran pemilu legislatif dan pilpres digelar pada waktu yang bersamaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline