Polemik keaslian foto Gunung Gede Pangrango terlihat dari Jakarta yang diunggah Ari Wibisono menyeret nama Kompas setelah dituding hasil tempelan dua foto oleh fotografer senior Arbain Rambey. Kompas pun melakukan uji keaslian melalui Program Kamar Gelap 04.
Uji keaslian sebuah informasi atau gambar yang viral di media sosial, bukan hal baru. Kompas sudah sering melakukan sebagai bagian dari upaya melawan hoaks di media sosial.
Namun kali ini cukup menarik karena menyangkut nama Arbain Rambey yang notabene mantan fotografer Kompas. Bahkan host Program Kamar Gelap Dino Oktaviano menyebutnya, "Bang Arbain Rambey, senior kami di Kompas".
Setelah dilakukan uji meta data dan tetek bengek-nya host Kamar Gelap dengan rendah hati mengakui secara subjektif jika foto itu asli, bukan hasil tempelan dua foto.
Dari proses uji kesahihan foto Gunung Gede Panrango milik Ari diketahui proses editing dilakukan sebatas pencahayaan, kontras dan lain-lain yang sudah umum dilakukan.
Mengapa disebut umum/lumrah? Sebab foto-foto yang ditampilkan di media cetak, dapat dipastikan melalui proses editing terkait pencahayaan dan kontras. Apakah kemudian kita menyebut foto di media cetak yang melalui proses tersebut sebagai foto hasil editan? Tentu tidak.
Dalam cuitan terakhir Arbain Rambey di akun Twitternya, belum ada sepotong kata untuk meminta maaf atas "kekeliruan" tuduhannya. Nitizen, setidaknya yang terbaca di kolom komentar, sangat menyayangkan hal ini menyangkut kredibilitas seorang Arbain Rambey yang sangat dihormati oleh kalangan fotografer dan penggemar fotografi.
Mengapa foto yang diunggah di akun Instagram @wibisono.ari, Rabu (17/2/21), menjadi polemik? Jawabannya sudah diketahui. Bagi sebagian kalangan, tidak ada hal baik di Jakarta setelah 2017.
Sekali lagi salut untuk Kompas. Kebenaran adalah segalanya, meski kadang pahit.
Silakan simak Program Kamar Gelap 04 di sini.