Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Sebut Prabowo Jenderal Kardus, Elit Demokrat Buka Borok SBY

Diperbarui: 9 Agustus 2018   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andi Arief. Foto: tribunnews.com

Elit Partai Demokrat berang dengan keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Meski belum ada pernyataan resmi terkait duet Prabowo dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, namun lontaran keras Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Andi Arief bisa menjadi penanda jalan undur Partai Demokrat dari "koalisi kardus".

Menurut Andi Arief, keputusan cawapres Prabowo diambil setelah Sandiaga Uno membayar masing-masing Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN. Mahar itu mampu meluluhkan kengototan PKS yang sebelumnya menyodorkan sembilan nama cawapres, serta zigzag politik PAN yang dimainkan Amien Rais dan Zulkifli Hasan.

Andi Arief, aktivis yang juga pernah menjadi korban penculikan di penghujung kekuasaan Soeharto, menyebut keputusan Prabowo benar-benar di luar dugaan karena lebih mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. 

Demokrat pun menolak kunjungan Prabowo ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dimaksudkan untuk menjelaskan keputusan tersebut. Bahkan Demokrat menolak penjelasan melalui surat.    

"Jenderal kardus," maki politisi asal Lampung ini.

Ejekan Andi Arief kepada Prabowo langsung dibalas Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono. Bahkan Poyuono balik menuding SBY sebagai jenderal kardus karena kader partainya banyak yang korupsi. Sementara Wasekjen PKS Abdul Hakim menyebut tuduhan Andi Arief kepada partainya sangat tidak pantas. 

Politisi yang juga asal Lampung ini, bersikeras menyebut PKS masih memperjuangkan rekomedasi ijtima GNPF Ulama.

Tudingan keras Andi Arief juga bisa membuka "borok" SBY dan mempengaruhi karir politik Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke depan.

Mengapa demikian? Masih terngiang ketika SBY memperingatkan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) agar hati-hati mengeluarkan statement. Pasalnya  Rommy menyebut kegagalan Demokrat masuk kubu Jokowi karena SBY memaksakan AHY sebagai cawapres. SBY membantah pernah menyodorkan AHY. 

Kegagalan Demokrat bergabung ke koalisi Jokowi yang dirajut selama setahun, menurutnya, karena hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum ditakdirkan normal kembali.  

Rommmy lantas membalas peringatan SBY dengan penjelasan dirinya mendapat informasi A1 atau terpercaya. Bahkan Rommy meledek SBY dengan ungkapan "kutahu yang kau mau".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline